Sebuah kapal tanker minyak yang terdaftar di bawah bendera Kepulauan Marshall diduga terlibat dalam “tabrakan tidak disengaja” dengan sebuah kapal Filipina di Laut China Selatan (LCS).
Peristiwa itu menewaskan tiga nelayan Filipina, kata pasukan penjaga pantai Filipina (PCG) pada Rabu.
Juru bicara pasukan penjaga pantai Filipina Armando Balilo mengungkapkan insiden tersebut sedang diselidiki, tetapi pantauan yang dilakukan penjaga pantai menunjuk pada kapal Pacific Anna, yang terdaftar di bawah bendera Kepulauan Marshall, sebagai kapal yang mungkin bertabrakan dengan kapal penangkap ikan Filipina itu.
Pasukan penjaga pantai Filipina mengungkapkan kapal nelayan Filipina itu “tak bisa mendeteksi” kapal asing yang tengah mendekat karena cuaca buruk, sehingga mengakibatkan tabrakan yang membuat kapal nelayan tersebut terbalik.
Di antara korban tewas adalah kapten kapal nelayan.
Penjaga pantai menyatakan akan menghubungi Pacific Anna yang menurut data Eikon sedang dalam perjalanan menuju Singapura.
Kapal nelayan Filipina itu berlabuh sekitar 85 mil laut dari arah barat laut Beting Scarborough yang disengketakan, ketika “secara tak sengaja bertabrakan” dengan kapal komersial asing tersebut yang sedang transit pada 2 Oktober, kata penjaga pantai Filipina.
Sebelas awak kapal ini dinyatakan selamat.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengaku sedih atas kematian ketiga nelayannya dan meyakinkan keluarga para korban bahwa pemerintah Filipina akan “meminta pertanggungjawaban dari mereka yang bertanggung jawab atas insiden maritim yang disayangkan ini.” Marcos menerangkan bahwa insiden tersebut sedang diselidiki untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi dan keadaan-keadaan yang menyelimuti tabrakan tersebut.
“Mari kita izinkan PCG mengerjakan tugasnya dan melakukan penyelidikan, untuk sementara ini mari kita menahan diri agar tidak berspekulasi,” kata Marcos dalam platform media sosial X.
Balilo sendiri mengaku belum bisa menentukan siapa pemilik kapal Pacific Anna.
Ketegangan di sekitar Laut China Selatan baru-baru ini berkobar setelah Filipina menyatakan telah menyingkirkan barikade pelampung bola sepanjang 300 meter yang dipasang oleh pasukan penjaga pantai China dekat Beting Scarboroug, yang menjadi tempat penangkapan ikan besar dan salah satu situs maritim yang paling diperebutkan di Asia.
Beting strategis yang dinamai dari nama kapal kargo Inggris yang kandas di sana pada abad ke-18 itu berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif Filipina namun dicaplok China pada 2012.
Sejak itu, China terus mempertahankan keberadaan kapal-kapal penjaga pantai dan kapal-kapal pukatnya di sana.
China menolak keterangan versi Filipina mengenai aksi penyingkiran barikade pelampung tersebut, sementara Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Manila dan berjanji menghormati komitmen membela sekutunya dalam perjanjian itu, seandainya diserang.