JAVAFX – Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada hari Rabu (29/01/2020)/ Hal ini dianggap bisa menjadi pendorong utama emas untuk naik lebih tinggi, lebih-lebih jika bank sentral yang bergantung pada data ekonomi kemudian menganggap ekonomi AS sudah cukup sehat. Keputusan ini mendukung harga emas bahkan saat pasar mengalami jeda pembelian logam mulia setelah kekhawatiran akan dampak virus corona memudar.
Di tengah wabah, ada sentiment risk off yang muncul di kalangan investor sehingga mereka memilih masuk ke asset safe havens seperti obligasi dan emas. Untuk yang terakhir, hal itu memungkinkan harga emas mampu menembus ke level tertinggi dalam hampir enam tahun.
Sebelumnya, harga emas berada di jalur bearish setelah kesepakatan perdagangan “fase satu” A.S. – China menempatkan risiko kembali ke pasar. Namun, berita terbaru soal wabah Corona menghidupkan kembali permintaan untuk logam mulia.
Harga emas mendapatkan dukungan oleh kebijakan moneter jika masalah pendukung lainnya, seperti misalnya ketegangan AS dan Iran di Iran memudar. Emas mampu membukukan kenaikan terbesar sejak 2010 tahun lalu dan memulai tahun baru dengan catatan kuat, dibantu oleh ketegangan geopolitik setelah serangan drone A.S. yang menewaskan seorang jenderal Iran, serta kekhawatiran bahwa virus yang menyebar dapat merusak ekonomi global.
Ke depannya, jika kekhawatiran yang ada memudar, dari perspektif ekonomi makro yang lebih luas maka harga emas kemungkinan akan terus mendapat manfaat dari kebijakan bank sentral. Lebih jauh ke depan, kekhawatiran adanya perlambatan global juga akan muncul kembali, sehingga mendorong alokasi yang lebih tinggi ke dalam emas.