Presiden Fed wilayah Atlanta Raphael Bostic mengatakan dalam pidatonya pada 4 Maret waktu setempat atau Selasa pagi sebagai berikut.
Tingkat inflasi telah menurun pada angka yang lebih cepat dari perkiraan. Angka ini diperkirakan akan turun secara perlahan hingga mencapai target 2% karena pasar tenaga kerja dan aktivitas ekonomi tetap kuat, namun risiko tetap ada. Bostic tidak menjelaskan terlalu banyak mengenai laporan pekerjaan baru-baru ini yang berada di atas ekspektasi, namun pasar kerja, yang pada masa lalu mengalami penurunan, telah menunjukkan tanda-tanda menguat.
Data inflasi baru-baru ini juga mengejutkan dan menunjukkan bahwa jalan menuju disinflasi masih penuh tantangan. The Fed perlu lebih yakin bahwa disinflasi akan berkelanjutan, dan inilah saatnya mempertimbangkan untuk mulai menurunkan suku bunga. Dunia usaha terlalu bersemangat dan kemungkinan penurunan suku bunga dapat memicu banyak permintaan baru sehingga memperburuk tekanan harga. Hal ini perlu dicermati dalam beberapa bulan mendatang.
Masih ada dua risiko, salah satunya adalah mempertahankan kebijakan moneter yang restriktif dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan kerusakan yang tidak perlu pada pasar tenaga kerja dan makroekonomi. Kedua, penurunan suku bunga terlalu cepat dapat menyebabkan stagnasi inflasi atau bahkan menstimulasi perekonomian, sehingga menyebabkan percepatan kembali inflasi.
The Fed ingin menjaga perekonomian tetap berkembang sementara proses disinflasi tetap berkelanjutan. Mengingat pasar tenaga kerja dan perekonomian yang kuat, tidak ada urgensi bagi anggota untuk menurunkan suku bunga. Dua kali penurunan suku bunga sebesar 25bps sebelum akhir tahun ini adalah tindakan yang tepat. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya pada kuartal ketiga tahun ini dan mungkin akan berhenti sejenak pada pertemuan-pertemuan berikutnya (misalnya, tidak akan menurunkan suku bunga secara berturut-turut) untuk menilai dampak perubahan kebijakan tersebut terhadap perekonomian.
Pernyataan dari pejabat Fed diawal minggu ini telah membuat pasar bergejolak terutama pada instrumen emas. Harga emas mencatat rekor dalam harga penutupan harian dilevel $2.115 pada hari Senin (4 Maret 2024) dan harga sedang menyamai level tertinggi yang pernah disentuh 3 Desember 2023.
Suku bunga yang rendah tentunya menjadi kabar baik untuk emas yang merupakan aset tidak berbunga, sehingga pada investor diharapkan akan mengalihkan dana mereka ke emas dari pada dolar atau obligasi AS.