Sementara AS berpacu dengan waktu dan cuaca musim dingin untuk memvaksinasi lebih dari 300 juta orang untuk melawan COVID-19, Badan Pengawas Makanan dan Obat AS (FDA) mengeluarkan seperangkat pedoman baru yang menghilangkan persyaratan penting untuk mendapatkan persetujuan vaksin.
FDA, Senin (22/2) mengumumkan bahwa perusahaan farmasi tidak akan perlu lagi melakukan serangkaian uji klinis besar-besaran yang melibatkan ribuan sukarelawan, untuk mengetes vaksin yang telah diadaptasi untuk menarget varian baru virus corona.
Menurut FDA, perusahaan farmasi dapat mengetes keampuhan vaksin yang telah diperbarui itu melalui proses serupa yang digunakan dalam imunisasi tahunan untuk flu.
Proses itu melibatkan pemberian vaksin yang telah diadaptasi ke sejumlah kecil sukarelawan dan membandingkan kekuatan respons imunnya dengan vaksin versi awalnya.
Para peneliti dapat menguji vaksin yang telah diadaptasi itu baik pada dosis pertama atau dosis penguatnya bagi mereka yang telah diimunisasi.
Perusahaan-perusahaan farmasi berupaya merevisi vaksin mereka untuk mengatasi jenis virus corona yang bermutasi pesat yang telah diidentifikasi di Inggris, Brasil dan Afrika Selatan, yang mungkin mengurangi efektivitas vaksin yang ada sekarang ini.
Pedoman baru FDA itu dirilis pada hari ketika AS mencatat lebih dari 500 ribu kematian akibat COVID-19, negara pertama dan satu-satunya yang mencapai angka menyedihkan itu selama 14 bulan pandemi global.
Tetapi tonggak tragis itu muncul sementara Amerika tampaknya mulai mengalami kemajuan dalam perang melawan virus corona: rata-rata jumlah infeksi baru dan kematian akibat COVID-19 telah turun sejak puncaknya pada awal Januari, sewaktu distribusi vaksin dan tingkat imunisasi secara bertahap bertambah, meski pada mulanya ada kekurangan vaksin dan badai salju baru-baru ini di sebagian besar wilayah AS bulan ini, yang menunda pengiriman baru vaksin selama beberapa hari.