FDA, CDC Cabut Penghentian Sementara Vaksin Johnson & Johnson

0
80

Komite Imunisasi Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memutuskan untuk mencabut “penghentian sementara” penggunaan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dalam pertemuan hari Jumat (23/4).

Penghentian sementara pemberian vaksin itu diterapkan secara luas minggu lalu setelah ditemukannya enam kasus pembekuan darah langka dan parah di AS pada orang yang telah mendapat suntikan vaksin itu.

Pada 13 April, CDC, dalam pernyataan bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, merekomendasikan jeda penggunaan vaksin, “sebagai tindakan ekstra hati-hati” dan untuk memberi para ahli kesempatan memeriksa kasus pembekuan darah serta melihat kalau ada kasus tambahan yang ditemukan.

Pejabat CDC telah mengatakan sejak itu bahwa “sejumlah kecil” kasus lain diselidiki, namun tidak merincinya selain mengatakan mendapat dorongan dengan jumlah kasus yang kecil.

Enam kasus pembekuan darah yang sebelumnya teridentifikasi – dari tujuh juta dosis vaksin yang diberikan – terjadi pada perempuan berusia antara 18 dan 48 tahun.

Mereka mengalami beberapa gejala, sebagian besar sakit kepala, enam hingga 13 hari setelah vaksinasi.

Seorang penerima vaksin, perempuan asal negara bagian Virginia, meninggal pada bulan Maret.

The Washington Post melaporkan pihak berwenang condong untuk mencabut jeda.

Awal pekan ini, kelompok pengawas obat-obatan Eropa, European Medicines Agency (EMA), mengatakan bahwa meskipun mendapati, kemungkinan kaitan antara vaksin dan pembekuan darah langka, manfaat vaksin lebih besar daripada risikonya.

EMA mengatakan akan merekomendasikan penggunaannya disertai peringatan tambahan dalam informasi tentang vaksin itu.

Rapat Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi (ACIP) Jumat menyusul pertemuan darurat yang diadakan minggu lalu, sehari setelah pengumuman jeda itu.

Saat itu, anggota panel mengatakan waktu yang mereka miliki sangat terbatas untuk memberikan rekomendasi.

Penasihat komite itu kepada ABC News mengatakan pihaknya berharap akan membuat rekomendasi akhir tentang vaksin tersebut Jumat