Kekhawatiran semakin berkembang bahwa penyerbuan Gedung Capitol AS minggu lalu oleh para ekstremis yang mendukung Presiden Donald Trump kemungkinan merupakan awal dari serangkaian protes yang berpotensi menggunakan senjata dan dilakukan dengan kekerasan di seluruh wilayah menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden.
Biro Investigasi Federal (Federal Investigation Bureau/FBI) kepada VOA, Senin (11/1), menyatakan sedang memeriksa bukti-bukti yang menunjukkan kelompok atau individu yang turut menghasut tindak kekerasan atau kemungkinan terlibat dalam sejumlah aktivitas kriminal berkaitan dengan pengalihan kekuasaan yang direncanakan.
“Meski standar operasional kami adalah tidak mengomentari kajian intelijen tertentu, FBI mendukung mitra penegak hukum negara bagian, pemerintah lokal dan federal kami,” kata biro itu dalam sebuah pernyataan.
“Fokus kami bukan kepada mereka yang berunjuk rasa secara damai, tetapi kepada mereka yang mengancam keselamatan diri sendiri dan keselamatan warga lainnya dengan cara kekerasan dan perusakan properti,” tambah pernyataan itu.
Buletin FBI, yang pertama kali diperoleh ABC News dan Yahoo News, juga memperingatkan potensi kekerasan, di Washington D.C.
beserta 50 negara bagian.
FBI telah “menerima informasi terkait sebuah kelompok bersenjata yang diidentifikasi berniat untuk melakukan perjalanan ke Washington, DC, pada 16 Januari 2021,” sebut buletin itu.
“Mereka telah memperingatkan jika Kongres berupaya memberhentikan Presiden Trump dari jabatannya melalui Amandemen ke-25, sebuah pemberontakan besar-besaran akan terjadi.” Buletin itu lebih lanjut memperingatkan bahwa sebuah kelompok menyerukan penyerbuan sejumlah gedung milik negara bagian, pemerintah lokal dan federal jika upaya untuk menyingkirkan Trump dari jabatannya sebelum pelantikan 20 Januari mendatang terlaksana.
Meski tidak mengomentari ancaman tertentu, sejumlah lembaga pemerintah lainnya mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan.