JAVAFX – Euro terdesak jelang ECB minutes pada perdagangan siang hari ini dengan nada pergerakan memang masih bisa melemahkan euro lebih lanjut karena khawatir dengan upaya pelemahan nilai mata uangnya demi perbaikan inflasi zona euro.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak melemahkan euro dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.2355 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.2367. USDJPY untuk sementara berada di level 106,94 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106.78. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7749 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7749.
Sebelumnya, nilai dolar AS membaik siang ini diiringi mulai terangnya awan yang menyelimuti perang dagang antara AS dengan China sehingga potensi ketegangan investor menghadapi masa depan ekonomi global juga segera terselesaikan.
Kondisi geopolitik di Timur Tengah masih mencekam di mana ada seruan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin agar AS tidak ikut campur dalam masalah di Suriah. Sebelumnya, AS berencana akan menyerang Suriah dan Pentagon sendiri sudah siap untuk melaksanakan serangan militer tersebut. Otoritas pengawas lalu-lintas udara Uni Eropa sudah bersiap diri bila ada kondisi darurat bagi melintasnya rudal-rudal jarak jauh dan pesawat militer Nato untuk menyerang Suriah.
Kondisi seperti ini tentu tidak menguntungkan bagi euro, karena wilayah zona euro sangat dekat dengan daerah konflik tersebut. Investor sedikit enggan mengoleksi euro karena imbas serangan tersebut sudah barang tentu juga akan mengancam Uni Eropa secara tidak langsung.
Investor euro juga was-was jelang paparan atau hasil notulen dari rapat suku bunga zona euro pekan lalu, di mana European Central Bank pada waktu itu tidak merubah kebijakan moneternya sama sekali. Beberapa pejabat ECB belakangan ini sangat optimis bahwa jebloknya bursa saham Eropa, tidak akan menurunkan kinerja ekonomi zona euro. Bahkan pejabat ECB sangat yakin bahwa paket stimulus ekonominya bisa segera di akhiri pada awal tahun depan. Namun Mario Draghi sendiri tidak ingin nilai euro menguat sebelum paket stimulus tersebut diakhiri.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: CNBC.com