JAVAFX – Berita forex di hari Selasa(6/2/2018), euro mulai menekan greenback kembali pada perdagangan hari ini dengan nada pergerakan sedikit menguat sebagai bagian aksi beli kembali setelah semalam Draghi mengisyaratkan bahwa ECB belum saatnya melakukan normalisasi kebijakan moneternya sebelum September ini.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak melamh terhadap euro dan mata uang Asia dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.2371 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.2365. USDJPY untuk sementara berada di level 108,92 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 109.14. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7867 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7877.
Secara garis besar memang dolar AS masih bertahan untuk tidak terlalu tertekan yang besar dari mata uang utama dunia dengan pertimbangan mengambil aksi pengamanan sesaat terhadap investasi di mana rasa safe haven ini muncul sejak akhir pekan lalu setelah pasar saham global terkena imbas kepanikan jual yang membuat investornya sedang mencari posisi pengamanannya dengan mengambil portfolio yang tidak beresiko tinggi.
Bursa saham global sejak Jumat akhir pekan hingga sekarang turun terus di mana bursa Wall Street Jumat lalu turun 2,5% dan semalam turun 4,6%. Hal lain membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS semalam juga anjlok sehingga tentu membuat investor panik, dan kepanikan tersebut tampaknya hingga siang ini belum berakhir dengan penguatan dolar AS kembali.
Sebelumnya kepanikan ini disebabkan oleh data tenaga kerja AS yang ternyata upah per jamnya mempunyai level terbaik sejak sebelum krisis keuangan Juni 2009 sehingga pengamat duniai langsung merevisi proyeksi kenaikan suku bunga the Fed dari 3 kali di tahun ini menjadi 4 kali di tahun ini. Ini juga disebabkan bahwa beberapa pandangan ekonom dunia bahwa pertumbuhan dari upah AS tersebut disinyalir bisa membawa reaksi terhadap kenaikan inflasi sebuah negara dalam hal ini adalah AS.
Seperti kita ketahui bahwa hasil Fed meeting pekan lalu bahwa bank sentral tetap ingin menaikkan suku bunganya, namun masih harus berkonfirmasi terlebhih dahulu dengan sisi inflasinya. Membaiknya data tenaga kerja ini membuat hasil survei CME Group bahwa kenaikan suku bunga the Fed pada Maret sekitar 80% bisa terjadi, naik dari pekan lalu yang sekitar 65% saja.
Euro siang ini sedikit konsolidasi juga setelah melemah tajam semalam terhadap dolar AS pasca dalam laporan bulanannya ke parlemen Uni Eropa, Presiden ECB Mario Draghi menyatakan bahwa normalisasi kebijakan moneter tidak akan terjadi sebelum September dan penguatan euro sepanjang Januari lalu tidak merisaukan bank sentral Uni Eropa tersebut, sehingga pasar sedang mencari aksi ambil untung sesaatnya.
Namun siang ini pergerakan penguatan euro juga mulai terlihat nyata dengan menantikan data-data ekonomi dunia dan berharap pasar saham dunia juga tidak runth kembali.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Daily News