JAVAFX – Berita forex di hari Jumat(23/2/2018), euro menghadapi tekanan dari dolar AS atau greenback pada perdagangan hari ini dengan nada pergerakan melemahnya euro tersebut sebagai bagian aksi ambil untung setelah semalam mengalami penguatannya sebagai bentuk usaha investor yang sedang khawatir dengan hasil notulen rapat suku bunga bank sentral Uni Eropa yang terakhir.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak menguat terhadap euro dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.2306 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.2329. USDJPY untuk sementara berada di level 106,91 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106.73. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7828 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7843.
Secara garis besar memang dolar AS masih memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia dengan pertimbangan faktor pasar obligasi di AS yang semalam mengalami penurunan tingkat imbal hasilnya, namjn sejak tadi pagi situasi kenaikan tingkat imbal hasil atau yield Treasury kembali muncul diiringi oleh membaiknya juga pasar saham Asia yang mengikuti pergerakan pasar saham Wall Street semalam.
Padahal sebelumnya investor sangat khawatir atas hasil belanja anggaran Presiden Trump yang sangat besar untuk setahun ke depan sehingga dapat menyebabkan defisit anggaran yang akan bertambah $1 trilyun di tahun anggaran 2019 nanti.
Hasil paparan atau notulen hasil rapat suku bunga the Fed serta lelang obligasi masih membangkitkan dahaga investor kembali di mana investor global sangat yakin akan kenaikan suku bunga the Fed secara agresif. Ini semua berdasar pada data klaim pengangguran mingguan dan data inflasi AS yang membaik seakan mengingatkan bahwa tingkat inflasi AS akan segera meningkat sehingga bank sentral AS, the Fed bisa menaikkan suku bunganya segera dengan agresif, di mana banyak pengamat melihat bahwa kenaikan suku bunga AS tersebut bisa 4 kali di tahun ini.
Kondisi ekonomi di AS memang menjadi panutan yang sangat penting bagi investor pasar uang global. Setelah faktor pemotongan pajak AS yang berhasil diloloskan Kongres, pasar percaya bahwa pertumbuhan ekonomi AS bisa tumbuh kuat dengan cepat di masa yang akan datang.
European Central Bank dalam hasil notulen rapat suku bunganya yang terakhir menyatakan bahwa tidak akan terburu-buru mengakhiri kebijakan stimulusnya sebagai bentuk antisipasi gejolak di pasar uang yang diakibatkan muncul situasi defisit kembar di AS.
Sepertinya juga bahwa investor membaca mengenai jadwal penilaian stimulus ekonomi Eropa masih ada di bulan September nanti, artinya tidak ada jadwal berakhirnya paket stimulus yang dipercepat, sehingga suku bunga ECB masih akan tetap rendah di tahun ini.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: CNBC.com