JAVAFX – Euro menghadapi tekanan dari dolar AS atau greenback pada perdagangan hari ini dengan nada pergerakan melemahnya euro tersebut sebagai bagian aksi jual lanjutan setelah semalam juga alami pelemahan tipis sebagai bentuk usaha investor yang sedang khawatir dengan rencana penggantian pucuk pimpinan di bank sentral Uni Eropa.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak menguat terhadap euro dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.2388 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.2404. USDJPY untuk sementara berada di level 106,76 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 106.58. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7923 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7911.
Secara garis besar memang dolar AS masih memberikan tekanannya kepada mata uang utama dunia dengan pertimbangan faktor pasar ekuitas dan pasar obligasi di AS yang sudah stabil dan khawatir atas hasil belanja anggaran Presiden Trump yang sangat besar untuk setahun ke depan sehingga dapat menyebabkan defisit anggaran yang akan bertambah $1 trilyun di tahun anggaran 2019 nanti.
Selain itu, berkaca kepada data upah AS yang naik seakan mengingatkan bahwa tingkat inflasi AS akan segera meningkat dengan pesat, maka the Fed akan menaikkan suku bunganya segera dengan agresif, di mana banyak pengamat melihat bahwa kenaikan suku bunga AS tersebut bisa 4 kali di tahun ini.
Kondisi ekonomi di AS memang menjadi panutan yang sangat penting bagi investor pasar uang global. Setelah faktor pemotongan pajak AS yang berhasil diloloskan Kongres, pasar percaya bahwa pertumbuhan ekonomi AS bisa tumbuh kuat dengan cepat di masa yang akan datang.
Hal ini membuat keputusan bank sentral AS berani memperkirakan kenaikan suku bunganya bisa terjadi minimal 3 kali di tahun 2018. Kala itu pasar melakukan beli dolar AS dengan semangat. Namun di sisi fiskal sendiri dalam hal ini pemerintah Trump memginginkan bahwa dolar AS tidak terlalu menguat.
Seperti ucapan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di kala menghadiri pertemuan ekonomi di Davos, membuat indeks dolar mengalami tekanan dan berada di level terendah 3 tahunnya. Hal ini investor seakan di buka mata dan hatinya bahwa defisit belanja anggaran pemerintah AS akan membesar, dan tentu hal ini tidak akan menyehatkan kinerja ekonomi AS.
Apalagi ada rencana infrastruktur dan belanja militer yang membesar, sehingga beban nilai dolar AS sendiri makin berat. Inilah yang terus menahan dolar AS dan membuat euro masih bertahan di level terbaiknya dalam 3 pekan terakhir meskipun ada peralihan kekuasaan di bank sentral Uni Eropa.
Fokus pergerakan euro di saat pasar keuangan AS buka kembali adalah beberapa data seperti data sentimen ekonomi zona euro. Bila data membaik maka euro bisa menguat lagi.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: CNBC (.com)