JAVAFX – Berita forex di hari Senin(29/1/2018), euro mengalami tekanan dari greenback pada perdagangan hari ini dengan nada pergerakan sedikit melemah sebagai bagian aksi ambil untung sejenaknya setelah kontrak perdagangan euro-dolar yang cukup besar posisi belinya di bursa Chicago.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak menguat terhadap euro dan mata uang Asia yang terjadi sejak awal pekan dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.2413 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.2426. USDJPY untuk sementara berada di level 108,73 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 108,58. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,8095 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,8109.
Secara garis besar memang dolar AS masih dalam tekanan setelah pernyataan Mnuchin dan Trump yang membuat investor bingung dan ragu untuk mengoleksi lebih banyak aset-aset berdenominasi dolar karena para pejabat di AS juga sedang bingung termasuk pemutus kebijakan moneternya, the Fed yang juga masih diam seribu bahasa di kala mata uangnya terus menapaki jalur penurunannya terburuk sejak 3 tahun terakhir.
Pernyataan Mnuchin dibantah Presiden Trump, namun pernyataan Trump sendiri juga disetujui Mnuchin, the Fed sendiri tak bersuara, investor pun bingung, sehingga muncul stigma bahwa sebaiknya menghindari dolar AS terlebih dulu, ekuitas berbentuk dolar sendiri merupakan ekuitas yang paling mahal daripada ekuitas dari negeri maju lainnya karena suku bunga di AS mempunyai level atau tingkatan yang tertinggi dibandingkan oleh suku bunga bank-bank sentral G7 lainnya.
Penguatan sejenak dari dolar AS siang ini agak terlihat kembali karena investor dunia sedang waspada tinggi jelang FOMC meeting dan munculnya data-data ekonomi AS penting lainnya seperti nonfarm payroll, inflasi dan data-data aktivitas manufakturnya. Rapat suku bunga the Fed merupakan pertemuan yang terakhir dipimpin oleh Janet Yellen dan Maret nanti Jerome Powell akan memimpin the Fed untuk periode 4 tahun selanjutnya.
Sejauh ini euro juga mengikuti pergerakan dari yen juga masih berada di kisaran level terbaiknya sejak akhir 2016 lalu dengan doringan pernyataan dari Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda ketika berbicara di World Economic Forum bahwa inflasi di Jepang akan segera mencapai target dan normalisasi kebijakan moneter BoJ akan segera terwujud.
Tekanan ke dolar juga tidak berhenti karena bank-bank sentral dunia lainnya juga sedang berlomba-lomba mengejar ketertinggalan suku bunganya dari the Fed. Lomba menormalisasikan kebijakan moneter menjadi penyebab utama greenback membaik meski data-data ekonomi AS membaik. Seperti kita ketahui bahwa bank sentral Eropa sudah mulai mengurangi pembelian kembali aset-asetnya, dan rencananya September ini akan mengurangjinya lagi.
Bahkan Mario Draghi cukup yakin bahwa setelah September nanti, suku bunga ECB akan naik mengikuti pergerakan naik dari the Fed, sehingga pasar mempunyai target euro akan ke level 1,300 dalam waktu dekat.
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Daily News