JAVAFX – Euro hadapi tekanan greenback jelang notulen the Fed rilis pada perdagangan hari ini di mana potensi penguatan dari mata uang AS masih bisa terjadi dengan dukungan akan naiknya suku bunga the Fed pada pertemuan bank sentral AS bulan depan serta rencana pemotongan pajak AS.
Secara umum dolar AS kali ini bergerak memberikan tekanan tipis kepada euro untuk sejenak dan sejauh ini EURUSD untuk sementara sedang berada di level 1.1763 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 1.1777. USDJPY untuk sementara berada di level 110,50 dimana pada penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 110.89. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7547 dibanding penutupan perdagangan sebelumnya berada di level 0,7573.
Sebelumnya, nilai dolar AS sendiri sedikit melunak terhadap euro semalam setelah investor mulai mulai melihat kekesalan Presiden Trump terhadap hasil dialog AS dnegan China dan juga kesal dengan Iran dan Korea Utara yang sama-sama membandelnya.
Masalah perdagangan dengan China menurut Presiden Trump belum memuaskan hatinya, karena China belum mau memberikan pengurangan defisit perdagangan senilai $200 milyar dalam 2 tahun ini, meski China sudah menyetujui untuk meningkatkan impor produk-produk asal AS.
Sedangkan Korea Utara menurut Presiden Trump sepertinya kurang optimis akan hasil pertemuan denuklirisasi 12 Juni di Singapura yang akan menghasilkan sesuatu yang baik karena menurut Trump bahwa Presiden Kim akan enggan melucuti senjata nuklirnya semua. Trump kemungkinan besar juga mundur dari pertemuan tersebut sehingga bisa gagal terwujud meski media asing sudah boleh melihat fasilitas nuklir Korea Utara yang pekan lalu dibongkar.
Sedangkan euro sendiri juga masih enggan menekan dolar AS karena sedang menghadapi proteksi impor logam dari AS. Dialog intens sedang dilakukan oleh delegasi zona euro agar terbebas dari proteksi AS dengan juga menggandeng pihak Jepang untuk menekan AS demi gagalnya proteksi impor logam tersebut.
Namun secara umum, penguatan dolar AS ini tidak terlepaa dengan rencana the Fed yang akan menaikkan suku bunganya di tahun ini lagi. Berbeda dengan bank sentral zona euro yang masih mempertahankan kebijakan moneter super longgarnya sehingga secara teori keseimbangan mata uang berdasar suku bunga, maka nilai euro memang harus undervalued dibandingkan dolar AS.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: CNBC.com