Euro Bergerak Diatas Level Terendah 2019, Sterling Tertekan Komentar BOE Saunders

0
110
A stock photo of London England blended with an image of the EU European Union flag. Perfect for designs or articles about England, European Union or Brexit.

JAVAFX – Euro bergerak melayang sedikit diatas level terendah tahun ini, karena kekhawatiran atas pertumbuhan dan inflasi membuat mata uang tunggal defensif, seperti halnya gelombang ketakutan baru tentang Brexit yang kacau pada bulan depan.Sementara itu, poundsterling turun sekitar setengah persen terhadap dolar dan sedikit lebih rendah terhadap euro setelah Michael Saunders,
kepala Dewan Kebijakan Moneter BOE, mengatakan ketidakpastian ekonomi yang terus menerus tinggi menuntut tingkat suku bunga yang lebih rendah. Saunders menambahkan peringatan bahwa Brexit tanpa kesepakatan mungkin membuat ini tidak mungkin.

Euro dan sterling melemah pada minggu ini mendorong kenaikan indeks dolar ke level tertinggi tiga minggu. Euro turun ke level terendah $1.0905 pada Jumat pagi dan telah membukukan pelemahan 4,6% terhadap dolar yang merupakan pelemahan yang terbesar dari mata uang utama lainnya.

Data baru Jumat pagi menggarisbawahi tekanan disinflasi berkelanjutan yang berasal dari depresiasi yuan dan dari penurunan harga minyak. Harga impor Jerman, indikator awal tren inflasi yang lebih luas,
turun 0,6% pada Agustus, jauh lebih besar dari perkiraan 0,3%, membuat penurunan tahun-ke-tahun menjadi 2,7% dari 2,1% pada Juli. Data inflasi konsumen Perancis juga berada di bawah ekspektasi.

Angka-angka itu muncul hampir sehari setelah Sabine Lautenschlaeger mengundurkan diri dari posisi dewan direksi di Bank Sentral Eropa, suatu langkah yang menurut sebagian orang termotivasi oleh oposisi terhadap keputusan Presiden Mario Draghi untuk memulai kembali pelonggaran kuantitatif pada November. Lautenschlaeger sendiri belum sejelas itu tentang alasan kepergiannya.
Selain itu, kepala ekonom ECB Philip Lane mengisyaratkan bahwa bank masih memiliki ruang untuk pelonggaran moneter lebih lanjut ketika Presiden baru Christine Lagarde mengambil alih pada bulan November.