JAVAFX – Harga minyak mentah dalam perdagangan komoditi di hari Kamis (16/05) berakhir dengan kenaikan kembali. Ini merupakan kenaikan harga dalam tiga sesi beruntun. Dorongan kenaikan harga dipicu semakin meningkatnya ketegangan keamanan dan politik di kawasan Timur Tengah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar akan prospek gangguan pasokan minyak dari wilayah ini.
Minyak mendapat dukungan dari risiko konflik di Timur Tengah, dengan berita terbaru staf AS telah keluar dari kedutaan AS di Baghdad pada hari Rabu karena kekhawatiran atas ancaman yang dirasakan dari Iran.
Sebelumnya, sebuah serangan terhadap empat kapal tanker minyak di Teluk pada hari Minggu, di mana tidak ada yang mengaku bertanggung jawab, dan pengumuman Arab Saudi bahwa pesawat tak berawak menabrak dua stasiun pompa minyaknya, telah menambah kekhawatiran telah memicu kekhawatiran sisi pasokan.
Pengirim dan penyuling Asia telah membuat kapal-kapal menuju Timur Tengah dalam keadaan siaga dan mengharapkan kemungkinan kenaikan premi asuransi laut setelah serangan.
Kenaikan harga minyak dibayang-bayangi dengan potensi kenaikan pasokan minyak mentah AS. Hal ini tentu bisa mengikis sentiment positif harga dan menahan kenaikan lebih lanjut.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni naik 85 sen, atau 1,4%, ke $ 62,87 per barel, dimana harga ini menandai penyelesaian tertinggi untuk kontrak bulan depan sejak 1 Mei. Harga ini juga membukukan kenaikan ketiga berturut-turut dan diperdagangkan sekitar 2% lebih tinggi untuk minggu ini.
Sementara minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Juli naik 85 sen, atau 1,2%, ke $ 72,62 per barel di ICE Futures Europe, ini sekaligus menandai sebagai penutupan tertinggi hingga Mei.
Koalisi pimpinan Saudi di Yaman mengatakan pihaknya meluncurkan serangkaian serangan udara terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran, demikian laporan Financial Times pada hari Kamis. Laporan itu mengatakan langkah itu sebagai pembalasan atas serangan Houthi awal pekan ini di infrastruktur minyak Arab Saudi. Berita ini menambah kemungkinan lebih banyak serangan dan pembalasan kedepannya. (WK)