Emas Yang Tampak Impulsif, Tetapi Sangat Butuh Sentimen

0
114

Emas masih cukup kuat dan mendapatkan sentimen yang cukup positif dalam upaya membalikkan penurunan tajam di sesi Jumat kemarin dari level tertinggi dalam sebulan sejak awal perdagangan Senin. Penurunan dolar AS karena Libur Hari Buruh di AS bersamaan dengan berita yang beragam seputar AS – Tiongkok diyakini menjadi faktor yang mendukung kenaikan emas.

Data Amerika Serikat terjadi aksi borong emas pada Jumat lalu setelah logam mulia tersebut memperbarui level tertinggi bulanan, menyusul kurangnya bias hawkish dari Federal Reserve (Fed) bersamaan dengan stimulus di Tiongkok kembali membuka asa kenaikan emas. Kenaikan emas ini juga tak lepas dari dolar AS yang tampak kehabisan tenaga setelah tujuh minggu berturut-turut mencatat kenaikan.

Jika kita melihat ke belakang, revisi penurunan terhadap pertumbuhan PDB kuartal kedua AS dan data PMI yang lebih lembut berlawanan dengan data inflasi yang positif dan statistik ketenagakerjaan yang sebagian besar impresif. Di sini, dolar AS berhasil mencatat kenaikan selama tujuh minggu berturut-turut meski hanya mencatat kenaikan mingguan terendah sejak awal Juli.

Pada hari Jumat, Nonfarm Payrolls (NFP) AS naik menjadi 187.000 pada Agustus, melampaui perkiraan 170.000 dan laporan sebelumnya, yang direvisi, 157.000. namun, Tingkat Pengangguran AS mengalami peningkatan menjadi 3,8% dari laporan sebelumnya 3,5%. Selain itu, Indeks Manufaktur ISM AS juga mengesankan dolar AS dengan angka 47,6, melampaui perkiraan sebesar 47,0 dan laporan sebelumnya sebesar 46,4.

Pasca-data tersebut, Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta J. Mester, meremehkan kenaikan Tingkat Pengangguran menjadi 3,8% dengan mengatakan bahwa tingkat tersebut “masih rendah”. Dia menyebut pasar tenaga kerja AS masih kuat meskipun mengalami penyesuaian baru-baru ini. Mengenai inflasi, Mester mengakui kemajuan telah tercapai meski beliau mencatat inflasi masih tinggi.

Baru-baru ini, agensi peringkat global Moody’s memotong perkiraan pertumbuhan ekonomi China, serta merevisi naik prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) AS dalam laporan terbarunya sementara berita tentang ketegangan AS-Tiongkok dan kesiapan Beijing untuk memberikan lebih banyak stimulus menjadi penopang kenaikan emas.

Perlu diobservasi bahwa penurunan yield obligasi Treasury AS 10 tahun memiliki hubungan terbalik dengan harga emas dalam dua minggu terakhir. Untuk hal ini, kupon obligasi acuan naik ke level tertinggi sejak tahun 2007 meski akhirnya mundur dalam dua minggu terakhir menjadi 4,18%.

Selain itu, indeks Wall Street juga mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, meski melemah di penutupan hari Jumat, yang pada gilirannya kembali menopang emas untuk mempertahankan momentum. Meskipun begitu, Indeks Dolar AS berhasil mencatat tren kenaikan selama tujuh minggu dan ini menjadi penghambat kenaikan emas.

Meskipun Dolar AS berjuang untuk mempertahankan kenaikan terbarunya dan optimisme yang muncul dari China mendukung kenaikan emas, para pelaku pasar masih membutuhkan petunjuk lebih lanjut untuk mempertahankan optimisme emas karena sentimen pasar masih rentan.

Data inflasi Tiongkok pekan ini dan PMI Jasa ISM AS akan menjadi kunci untuk para investor emas mencari arah pasar yang lebih jelas.