JAVVAFX – Harga emas turun lebih dari 1% pada hari Selasa karena sentiment resiko meningkat setelah beberapa negara dilaporkan berencana untuk melonggarkan penguncian secara bertahap. Harga emas sejak dibuka di level 1710,00 terus tertekan hingga menyentuh level terendah sesi di 1691,91.
Spot gold tergelincir 1,0% menjadi $1697,31 per ons dan emas berjangka AS turun 0,6% menjadi $1713,00 per ons.
Beberapa negara maju seperti Italia dan Selandia Baru dilaporkan mengumumkan pelonggaran penguncian dan lebih banyak negara bagian di AS akan Kembali membuka bisnisnya, sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan terlalu dini untuk melonggarkan pembatasan.
“Fakta bahwa kita melihat upaya-upaya ini dari berbagai negara untuk setidaknya membuka kembali sebagian memberikan beberapa kerugian untuk emas,” kata analis ING Warren Patterson.
Penutupan bisnis telah menyebabkan rekor 26,5 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran sejak pertengahan Maret dan kemungkinan akan mendorong tingkat pengangguran menjadi 16% atau lebih tinggi dalam laporan pekerjaan berikutnya.
Menambah bukti meningkatnya jumlah korban pandemi ekonomi, tingkat pengangguran di bulan Maret Jepang naik ke level tertinggi dalam setahun, sementara ketersediaan pekerjaan merosot ke level terendah lebih dari tiga tahun. “Dampak dari penutupan akan dirasakan untuk beberapa waktu ke depan melalui data makro, dan itu akan terus mendukung emas,” kata Patterson, menambahkan bahwa lingkungan suku bunga rendah akan terus menguntungkan emas.
Saham Asia dan saham berjangka AS merosot ke zona merah, menghapus kenaikan karena kekalahan baru di pasar minyak membayangi optimisme tentang pelonggaran pembatasan.
Investor menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa minggu ini. Pada hari Senin, Bank of Japan memperluas stimulus moneter dan berjanji untuk membeli jumlah obligasi yang tidak terbatas untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah.
Bullion cenderung mendapat manfaat dari langkah-langkah stimulus luas karena sering dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
