Emas Terkoreksi Kenaikan Saham dan Imbal Hasil Obligasi AS

0
131

JAVAFX – Harga emas berjangka pada hari Selasa menetap di wilayah negatif, memberikan kembali sebagian besar keuntungan dari hari sebelumnya yang mendaratkan logam pada penutupan tertinggi dalam sekitar sebulan. Saham dan aset lain yang dianggap berisiko kembali naik beberapa pijakan lebih tinggi pada sesi ini, menumpulkan daya tarik logam mulia ini.

Emas untuk kontrak pengiriman bulan April pada bursa Comex turun $ 7,60, atau 0,6%, menjadi $ 1,315 per troy ons. Kontrak ini naik 0,8% pada perdagangan di hari Senin dengan berakhir pada $ 1,322.60, sekaligus tercatat sebagai penutupan tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 26 Februari. Kenaikan di hari Senin mengikuti kenaikan mingguan ketiga berturut-turut untuk logam mulia hingga Jumat sebelumnya.

Indeks bursa saham A.S. naik karena investor berusaha untuk menghilangkan kekhawatiran pertumbuhan global dan fokus pada dimulainya kembali negosiasi perdagangan AS-China. Indek Dolar AS sendiri naik 0,2% ke 96,708.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS untuk tenor 10-tahun turun menjadi 2,453% pada hari Jumat, diperdagangkan di bawah imbal hasil pada Obligasi dengan tenor 3 bulan, membalikkan kurva imbal hasil untuk pertama kalinya sejak 2007. Imbal hasil turun sebagai harga obligasi naik. Pada hari Senin imbal hasil kemudian turun menjadi  2,418% level terendah sejak akhir Desember 2017. Kemudian beringsut naik pada hari Selasa pada $ 2,420%.

Data ekonomi AS di hari Selasa suram, dengan konstruksi di rumah baru turun hampir 9% pada Februari dengan kecepatan tahunan 1,16 juta, bertahan jauh di bawah level tahun lalu. Indek kepercayaan konsumen turun menjadi 124,1 di bulan Maret, sebagai tingkat terendah kedua dalam setahun ini, dari posisi 131,4 di bulan Februari. Data ekonomi ini memberi ketidakpastian atas prospek ekonomi AS. Setidaknya ada empat faktor yang terus-menerus menjadi pendukung utama kenaikan harga emas saat ini, hingga beberapa minggu mendatang. Keempat faktor tersebut adalah sikap dan pernyataan yang lunak dari The Fed Jerome Powell di awal bulan ini, kedua, data pabrik yang lebih lemah dari zona euro, berbaliknya inversi kurva imbal hasil obligasi AS dan defisit anggaran A.S. yang mencapai rekor satu bulan ini.

Dalam sepekan terakhir, dapat terlihat bahwa sejumlah faktor fundamental global telah menjadi pondasi yang baik dalam mendukung kenaikan harga emas. Berbagai sinyal dari tekanan moneter dan keuangan secara jelas memberikan isyarat likuiditas bank sentral tidak mencukupi, sehingga sistem keuangan global mulai membeku. (WK)