Emas Rebound, Pasar Pertimbangkan Kekuatan Dolar Dan Stimulus Biden

0
188
Emas

Emas cukup stabil di sesi Selasa, pasca penurunan harian terpanjangnya sejak November. Ini karena pelaku pasar mempertimbangkan dampak dari dolar yang lebih kuat dan kenaikan yield Treasury terhadap ekspektasi stimulus besar-besaran lanjutan.

Rebound-nya dolar AS dari level terendah di hampir tiga tahun, ditambah lonjakan yield 10 tahun, membebani bullion yang kurang menarik. Presiden terpilih Joe Biden akan merilis proposal paket stimulus bernilai jutaan dolar pada hari Kamis. Stimulus ini diharapkan dapat membantu membuka jalan bagi kenaikan inflasi, di mana emas dipandang sebagai lindung nilai.

Sementara emas telah tertekan oleh rebound dolar dan kenaikan yield obligasi, pengamat pasar melihat, adanya pengabaian prospek kenaikan inflasi dan stimulus baru, menurut Margaret Yang. “Itu berarti aksi jual emas bisa bersifat sementara, dan sisi negatifnya mungkin dibatasi oleh stimulus baru yang akan diumumkan oleh Biden,” ungkapnya.

Sepanjang 2021 ini, logam mulia telah kehilangan daya tariknya setelah membukukan kenaikan tahunan terbesarnya dalam satu dekade. Kenaikan ini tak lepas dari efek dari pandemi, stimulus yang luas, dan meningkatnya permintaan tempat berlindung. Pejabat Federal Reserve mengatakan bahwa saat ini diperlukan lebih banyak dukungan fiskal dan distribusi massal vaksin. Karena ini diyakini akan dapat membantu pemulihan ekonomi AS yang kuat di semeseter kedua. Sementara terus mempersiapkan panggung untuk diskusi tentang pengurangan pembelian obligasi sebelum akhir tahun.

Spot emas naik 0,1% menjadi $1,846.44 per ounce pada perdagangan pagi di Singapura. Dalam empat  hari Ini, emas merosot 5,4%. Sementara perak naik 0,8%, platinum naik 2,4% dan paladium naik 0,6%.

Sementara itu dalam politik AS, DPR Demokrat hari Senin memperkenalkan resolusi untuk mendakwa Donald Trump untuk kedua kalinya, mengatur pemungutan suara minggu ini setelah kerusuhan di Capitol. Presiden dan wakilnya, Mike Pence, telah setuju untuk bekerja sama selama sisa masa jabatan mereka, menurut seorang pejabat administrasi, menandakan bahwa Trump tidak akan mengundurkan diri atau menghadapi pencopotan oleh kabinetnya.