Harga emas naik ke level tertinggi selama periode sembilan bulan di $1.935 pada perdagangan di hari Kamis (20/01/2023). Menurut Commerzbank, permintaan Emas di China menurun, sehingga menyeret harga ke bawah.
Namun demikian, para investor jangka pendek masih optimis harga Emas dapat bangkit lebih tinggi kembali. Emas yang kini diperdagangkan diatas $1.900 per troy ons, lebih mahal dari kapan pun dalam hampir sembilan bulan. Permintaan fisik di China, sebagai pasar konsumen terbesar, sejauh ini belum menjadi pendorong. Pasar menantikan kabar anga impor bersih China yang rendah dari Hong Kong dan Swiss kemungkinan besar akan terkonfirmasi dalam waktu dekat ini.
Sebelumnya di sesi Eropa, harga emas sempat mundur dari level tertinggi di $1.938, karena kenaikan baru dalam imbal hasil obligasi Treasury AS membantu pemulihan dalam Dolar AS. Sementara itu, Dolar AS juga tampaknya diuntungkan oleh optimisme yang hati-hati, di tengah ekspektasi Federal Reserve yang dovish, laporan pendapatan perusahaan AS yang beragam, dan data ekonomi domestik yang lemah.
Para investor beralih ke reposisi menjelang ‘periode pemadaman’ Fed dan liburan Tahun Baru Imlek China, mulai minggu depan. Sementara itu, fokus akan tetap pada pidato pembuat kebijakan Fed Patrick Harker dan Christopher Waller untuk langkah arah selanjutnya dalam harga Emas, karena itu akan menjadi kata terakhir dari bank sentral AS menjelang pengumuman kebijakan 2 Februari.
Di atas semua investor keuangan spekulatif yang telah memperluas posisi net long mereka. Penurunan harga bisa membayangi jika mereka dipaksa untuk menyesuaikan ekspektasi sehubungan dengan kebijakan Fed kedepannya.