Para investor tampaknya mengambil sikap hati-hati mengawali perdagangan di tahun ini, pada hari Selasa (03/01/2023). Di awal sesi Eropa, harga emas berusaha mendapatkan momentum bullish yang terjadi sejak sesi Asia. Harga terdorong lebih tinggi dan terlihat diperdagangkan mendekati level tertinggi pertengahan Juni di dekat $1.850.
Kenaikan harga emas terjadi saat ada gelombang pembelian Dolar AS yang mengesankan sebagaimana terlihat di seluruh pasar keuangan. Penurunan harga emas sebelumnya tampak terbatas, dimana pelemahan di sekitar imbal hasil obligasi Treasury AS semakin meningkat dan menjadi pertanda baik bagi logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.
Indek Dolar AS sendiri masih bertahan pada kenaikan kecil harian dan patokan imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun mundur menuju 3,8%. Permintaan Dolar AS yang bangkit kembali disaksikan meskipun ada reli risiko baru di pasar saham Eropa, dimana Euro Stoxx 50 pan-Eropa naik 1,50% sejauh ini. Suasana pasar tetap didukung oleh ekspektasi pembukaan kembali di China dari pembatasan terkait Covid sementara sektor manufaktur negara itu menunjukkan sedikit peningkatan pada bulan Desember.
Sebelumnya pada hari itu, data dari China mengungkapkan bahwa PMI Manufaktur Caixing turun menjadi 49 pada bulan Desember. Pembacaan ini datang sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar 48,8. Sementara itu, Zhao Chenxin, Deputi Direktur di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC), “Kesulitan China di tahun 2022 lebih besar dari yang diantisipasi tetapi ekonomi akan pulih di tahun 2023,” kata pada hari sebelumnya. Indeks Shanhagi Composite dan Hang Seng tetap ada di jalur untuk menutup hari lebih dari 1% lebih tinggi. Namun demikian, reli risiko tampaknya tidak terbawa ke sesi Eropa.
Pedagang emas sekarang menunggu IMP Manufaktur Global S&P AS untuk bulan Desember dan Wall Street dibuka untuk isyarat perdagangan lebih lanjut. Data Pengangguran dan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Jerman juga akan ditampilkan dalam kalender ekonomi Eropa.