JAVAFX – Emas melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini seiring dengan situasi di Semenanjung Korea masih panas sehingga harga emas masih bertahan di atas level psikologis $1300 pertroy ounce diselingi sesekali dengan maraknya aksi jual tipis-tipis.
Penguatan emas yang terjadi di perdagangan hari ini karena sikap investor untuk mengambil sisi beli emas karena permasalahan Korea Utara ini makin lama makin genting jelang peringatan hari berdirinya Korea Utara esok hari, sehingga peluang aksi safe haven bagi emas memang akan diambil oleh investor demi menjaga keamanan portfolionya. Diperkirakan Korea Utara akan melanjutkan misi uji coba senjata nuklirnya dimana ini diketahui setelah Korea Selatan dan Jepang dibantu oleh AS kemarin telah melakukan latihan penggunaan senjata anti misil THAAD.
Faktor ancaman Trump bahwa AS tidak akan melakukan tindakan militer, namun bila ada serangan militer dari Korea Utara kepada kedaulatan Korea Selatan, Jeoang dan AS, maka Trump juga akan membuat rakyat Korea Utara sengsara. Ucapan Trump ini membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat sebesar $7,90 atau 0,59% di level $1353,45 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak menguat $0,11 atau 0,61% di level $18,23 per troy ounce.
Episode penguatan emas berlanjut kembali dan merupakan titik tertinggi bagi level harga emas untuk tahun ini. Penguatan ini sebelumnya didukung oleh Mario Draghi semalam sesaat setelah ECB tidak merubah tingkat suku bunganya menyatakan bahwa paket stimulus ekonominya kemungkinan besar akan berkurang atau tapering di Oktober nanti. Belum dijelaskan kapan dan berapa tapering itu dilaksanakan, tetapi pasar langsung bereaksi dengan menghindari dolar AS sehingga emas melejit.
Penguatan emas sendiri juga didukung oleh banyaknya klaim pengangguran mingguan AS yang bertambah 62 ribu pengajuan klaim sehingga total menjadi 298 ribu klaim, mendekati level kritis 300 ribu. Naik tajamnya klaim pengangguran tersebut ditengarai karena munculnya badai Harvey di pekan lalu sehingga banjir tengah melanda di Texas dan Louisiana serta membuat lebih dari 1 juta warga mengungsi.
Sedangkan badai Irma yang merupakan lanjutan dari badai Harvey sedang menuju Miami Florida, sehingga investor kuatir bahwa kondisi bencana ini akan makin memberatkan anggaran pemerintah AS pasca Harvey yang telah menghabiskan dana pemulihan kurang lebih $180 milyar. Ketakutan ini juga karena setelah badai Irma, telah menyusul akan datangnya badai Jose dan badai Katia, dimana hal ini dapat melumpuhkan sendi-sendi ekonomi di kawasan AS bagian Selatan yang merupakan daerah utama bagi minyak AS.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: baomoi (.com)