Emas sempat mencatat penurunan di sejak pembukaan perdagangan sesi Senin. Namun, sesaat G7 umumkan larangan impor emas Rusia, logam kuning tersebut membalikkan pergerakan harga dari bearish menjadi sideway cenderung bullish dan merangsek di atas level tertinggi sesi Jumat menuju area 1840.
Harga emas telah naik di atas 1.836,00 setelah melampaui level tertinggi sesi Jumat di 1,831,87, menyusul pengumuman larangan impor emas dari Rusia seakan menyuntikkan darah segar untuk emas membentuk tren bullish.
Sebelumnya, logam kuning tersebut berada dalam kisaran sempit di area 1821 hingga 1831 setelah di buka di area 1837 dan langsung terjerembap ke level terendah harian 1828. Dan saat ini emas kembali berbalik arah dan membawa ekspansi volatilitas.
Larangan impor emas dari Rusia imbas invasi Ukraina akan merugikan keuangannya untuk waktu yang lama. Setelah larangan impor, sumber pendapatan terbesar kedua di Rusia telah ditargetkan oleh negara-negara G7, bisnis yang menghasilkan puluhan miliar dolar untuk Rusia. Larangan impor emas dari Rusia itu akan menekan pasokan emas di pasar global.
Selain itu, ekspektasi hawkish yang mendingin menyebabkan berkurangnya kekhawatiran investor, sehingga melemahkan safe-haven dolar AS. Namun, stabilnya imbal hasil obligasi AS, setelah sempat turun baru-baru ini, membuat kenaikan lebih lanjut logam mulia tersebut menjadi lebih sulit untuk dipahami.
Koreksi ringan pada indeks dolar AS menopang kenaikan harga emas. Buruknya kinerja indeks dolar talk lepas dari pasar yang bersiap menghadapi data ekonomi AS. Persepsi pasar terhadap sentimen risiko, dalam menghadapi kekhawatiran inflasi dan resesi yang berkepanjangan akan terus mendorong aksi harga dolar AS, yang pada gilirannya memengaruhi emas.
Fokus pasar pun saat ini tertuju pada laporan Barang Tahan Lama AS Senin depan dan Forum ECB di Sintra, di mana para kepala bank sentral kemungkinan akan berpartisipasi dalam diskusi panel tentang kebijakan moneter. Para ekonom pasar memperkirakan Pesanan Barang Tahan Lama AS akan berada di 0,1% dari rilis sebelumnya 0,5%.