Emas naik lebih tinggi di Kamis pagi sesi Asia, didukung oleh prospek penurunan suku bunga Fed tahun depan, yang akan meningkatkan daya tarik logam mulia tanpa bunga.
Imbal hasil Treasury tetap berada di bawah tekanan menyusul komentar Gubernur Fed Waller awal pekan ini bahwa kebijakan moneter berada pada posisi yang tepat untuk mengembalikan inflasi ke target 2%.
Survei JPMorgan Chase menunjukkan investor semakin bersiap menghadapi hard economic landing dan pelonggaran kebijakan Fed yang agresif pada tahun depan, catat para analis.
Harga emas berkonsolidasi dalam kisaran yang ketat dan meski masih berada di dekat level tertinggi dalam tujuh bulan pada hari Kamis, karena investor menunggu laporan inflasi utama untuk mengukur apakah penurunan suku bunga di AS akan terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Data Core PCE Price Index yang merupakan data rujukan inflasi bagi the Fed diprediksi 0.2% dibulan Oktober atau turun dari 0.3% dibulan sebelumnya.
Harga emas dibuka di level $2044.78 dan masih bergerak datar di kisaran $2042 – 2047.00.
Indeks dolar DXY berada dekat posisi terendah dalam tiga bulan, dan diperkirakan akan mencatat kinerja bulanan terburuknya dalam setahun di bulan November. Melemahnya dolar membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya sehingga menarik minat buyer untuk terus membeli emas. Sementara itu imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun (US10Y) mencapai level terendah dua setengah bulan di 4,2210%.
Pejabat Federal Reserve minggu ini menandai kemungkinan penurunan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan dan mengurangi tekanan inflasi. Para trader kini telah meningkatkan pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga oleh bank sentral AS dari peluang 80% di bulan Mei menjadi peluang satu-dua di bulan Maret, menurut FedWatch Tool CME.