Harga emas masih melanjutkan penurunan pada perdagangan sesi Senin karena dolar mencapai level tertinggi baru dalam 20 tahun di tengah meningkatnya berbagai kekhawatiran mulai dari kenaikan suku bunga dan potensi resesi ekonomi hingga rumor penahanan rumah pemimpin China Xi Jinping dan peringatan oleh Rusia atas balasan sanksi yang dijatuhkan barat.
Pasar logam anjlok pekan lalu setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dan memperingatkan potensi kerugian ekonomi karena tampaknya memerangi inflasi yang tak terkendali.
Indikator ekonomi dari Zona Euro dan Inggris juga menunjukkan kontraksi nyata dalam aktivitas bisnis, meningkatkan kekhawatiran resesi dan mengurangi prospek permintaan untuk pasar logam.
Indeks dolar AS yang bergerak tajam atas sentimen risiko menggagalkan rebound emas pada perdagangan sesi awal pekan ini. Sementara rumor penahanan rumah pemimpin China Xi Jinping meningkatkan sentimen risiko di pasar sehingga mendorong indeks dolar AS mencatat kenaikan menuju level 114.00. Suku bunga obligasi acuan 10 tahun AS yang bertahan di 3.7% melengkapi penderitaan emas
Sentimen pasar semakin menggejolak menyusul peringatan serangan nuklir oleh Rusia dalam pembalasan atas sanksi barat melengkapi meningkatnya sentimen risiko. Sementara itu, isu tahanan rumah pemimpin China Xi Jinping dan peringatan Federasi Rusia serangan nuklir dalam balasan sanksi barat kembali meningkatkan sentimen risiko di pasar.
Harga emas sempat pulih dari penurunan tajam di sesi perdagangan Tokyo. Logam mulia itu turun tajam menembus level 1630.00. Namun demikian, sejauh ini emas mencoba mempertahankan rebound dan bergerak relatif datar di kisaran sempit 1640.00 hingga 1649.06, meski masih menunjukkan berlanjutnya tren penurunan.