Emas Kian Memikat, Di Tengah Pelemahan Dolar Dan Obligasi

0
146

Harga emas naik pada hari Senin, melayang di dekat puncak tujuh pekan yang dicapai pada sesi sebelumnya. Kenaikan ini tak lepas dari melemahnya dolar dan turunnya imbal hasil Treasury AS. Sehingga mengangkat permintaan untuk logam safe-haven.

Emas Spot naik 0,3% menjadi $1.781,75 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 25 Februari di level $1.783,55 pada hari Jumat. Emas berjangka AS naik tipis 0,2% menjadi $1,783 per ons.

Indeks dolar mendekam di dekat level terendah satu bulan terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS turun tipis menuju level terendah multi-minggu yang disentuh minggu lalu. Return obligasi yang rendah mengurangi biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.

Saham Asia melayang di dekat tertinggi 1 setengah minggu pada hari Senin dibantu oleh ekspektasi bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif di seluruh dunia.

SPDR Gold Trust, dana-berbasis emas terbesar dunia yang diperdagangkan di bursa, mengatakan kepemilikannya turun 0,3% menjadi 1.019,66 ton pada hari Jumat dari 1.022,86 ton pada hari Kamis.

Di sisi fisik, kenaikan harga domestik dan pembaruan pembatasan virus korona karena lonjakan infeksi tumpulkan pembelian fisik di India. Sementara, China meningkatkan impor emas batangan karena permintaan secara bertahap dimulai kembali.

China telah memberikan izin kepada bank komersial untuk mengimpor logam mulia tersebut dalam jumlah besar ke negara itu, lima sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan.

Hedge fund dan pengelola financial memotong posisi bullish mereka pada emas COMEX dan menaikkannya dalam kontrak perak dalam seminggu hingga 13 April, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengatakan pada hari Jumat.

Pada perdagangan logam lainnya, perak naik 0,4% menjadi $26,06 per ons. Palladium turun 0,5% menjadi $2.763,22. Platinum naik 0,5% menjadi $1,209.21.