JAVAFX – Emas tetap menjaga asa kenaikan harganya, didorong oleh sikap Fed yang memilih untuk bersikap hati-hati dengan kenaikan inflasi saat ini. Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell sendiri menolak untuk berbicara mengenai peluang pengurangan tapering. Disisi lain, sejumlah pembaruan atas covid, vaksin, dan masalah stimulus bulls turut mendorong kenaikan harga emas saat ini.
Pembeli emas memperpanjang keuntungan setelah Federal Reserve AS, seperti diperkirakan memilih untuk tidak melakukan perubaha, sehingga menyeret turun greenback dan mendukung lompatan harga emas. Pergerakan harga juga mengutip petunjuk dari optimisme yang berhati-hati terkait pidato Presiden AS Joe Biden.
Fed mencocokkan perkiraan pasar yang luas dari status-quo lainnya selama hari Rabu. Meski begitu, bank sentral AS memuji pemulihan ekonomi yang membuat pembeli tetap berharap. Namun, harus dicatat bahwa indeks dolar AS turun drastis setelah Powell dari Fed berkata, “Ini bukan waktu yang tepat” untuk berbicara tentang pengurangan.
Di tempat lain, kesengsaraan virus corona (COVID-19) mendapatkan momentum di Asia sementara vaksinasi yang tidak merata di Barat dan keraguan baru atas vaksin AstraZeneca menambah kekhawatiran pasar.
Dengan latar belakang ini, indek saham unggulan di Wall Street dan imbal hasil Treasury AS 10-tahun menunjukkan penurunan ringan sedangkan indek Dolar AS kembali turun level terendah dua bulan.
Pidato Presiden AS Biden selanjutnya akan menjadi kunci di tengah berbagai hambatan untuk kenaikan pajak dan proposal stimulus $ 4,0 triliun. Setelah itu, pembacaan awal PDB Kuartal 1 AS akan menjadi kuncinya. Di atas segalanya, katalis risiko yang terdiri dari pembaruan virus dan vaksin, serta berita geopolitik, menjaga kursi pengemudi.
Ditengah tren penurunan saat ini, ada dukungan harga emas di dekat $ 1.760 yang menawarkan pemantulan keatas. Namun, harus dicatat bahwa kenaikan harga yang berkelanjutan akan diuji setidaknya pada harga sekitar $ 1.788. Kemampuan melibas hambatan ini bisa mengurangi sentimen bearish.
