JAVAFX – Emas inginkan situasi kondusif alias tetap pada jalur yang menguat pada perdagangan awal pekan ini melanjutkan episode yang bagus dari pergerakan akhir pekan kemarin.
Tampak sekali bahwa harga emas sangat menginginkan bahwa level psikologis $1200nya segera untuk dijauhinya ditengah kegalauan pasar menghadapi masa depan ekonomi AS yang terlihat sementara tidak bagus.
Perdagangan sepekan lalu, harga emas membaik diuntungkan testimoni Yellen di 2 hari pertemuannya dengan parlemen AS dimana ungkapan-ungkapan yang tercetus dari Yellen adalah bernada dovish dimana investor menginginkan kenaikan suku bunga yang atraktif, sementara Yellen hanya menginginkan kenaikan suku bunga the Fed dengan melihat kondisi inflasi AS.
Pada perdagangan akhir pekan kemarin, emas makin menjauhkan diri dari level terendah dalam 4 bulannya pasca memburuknya data ekonomi AS, sehingga harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $10,20 atau 0,84% di level $1227,50 per troy ounce. Untuk perdagangan seminggu lalu, komoditi jenis emas mengalami kenaikan 1,5%.
Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,24 atau 1,54% di level $15,93 per troy ounce. Untuk perdagangan seminggu lalu, komoditi jenis perak mengalami kenaikan 3,7%.
Sisi negatif emas sempat berhasil dilalui emas pada perdagangannya sepekan lalu juga karena data inflasi AS tetap menjauh dari target the Fed, begitu pula dengan penjualan ecerannya, sehingga dapat dipastikan bahwa pada pertemuan selanjutnya, the Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.
Selain itu, agenda ekonomi Trump yang pro terhadap pertumbuhan AS kemungkinan akan tersendat kembali seperti bulan lalu, sehingga nuansa safe haven akan muncul di perdagangan minggu ini karena perundingan masalah ObamaCare dan reformasi pajak diperkirakan akan terjadi secepatnya di awal bulan depan karena anggota parlemen AS sedang reses atau istirahat.
Selain perhatian tentang kondisi politik dan ekonomi AS, investor harap hati-hati terhadap beberapa bank sentral utama dunia seperti bank sentral Uni Eropa, ECB dan bank sentral Jepang, BoJ yang dijadwalkan akan melakukan evaluasi kebijakan moneternya alias suku bunganya.
Diperkirakan BoJ tidak akan merubah kebijakan moneternya yaitu suku bunga yang negatif dan paket stimulus ¥80 trilyun, dimana pekan lalu Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda menyatakan selama inflasi Jepang belum 2%, maka BoJ tidak akan merubah kebijakan moneter apapun.
Perlu dicermati adalah ECB yang kemungkinan besar akan merubah kebijakan suku bunga rendahnya, sehingga bila ECB akan menaikkan suku bunganya, maka pendakian harga emas bisa tersendat. Seperti yang terjadi di minggu lalu ketika bank sentral Kanada, BoC, melakukan kenaikan suku bunganya, sehingga kenaikan harga emas juga sedikit tertahan.
Hari ini perhatian emas ada di data pertumbuhan China, seperti data GDP dan produksi industri. Bila data-data tersebut membaik, maka ada harapan bahwa emas bisa ikut membaik pula karena harapan ekonomi membaik sehingga dorongan belanja konsumen China juga akan meningkat.
Sumber berita: Reuters, Marketwatch, Investing
Sumber gambar: China Daily