Emas merangsek turun dan lanjutkan penurunan sesi akhir pekan kemarin seiring yield obligasi Treasury AS yang menguat mendukung kenaikan koreksi Dolar AS. sementara kekhawatiran beragam atas krisis perbankan global, pertumbuhan membuat pasar berhati-hati menjelang rilis data inflasi pilihan the Fed yang akan dirilis pada Jumat mendatang.
Emas melanjutkan penurunan beruntun dua hari hingga menjelang pembukaan perdagangan Eropa sesi Senin. Bullion, seakan membenarkan rebound yield obligasi Treasury AS saat ini yang mendorong Dolar AS menguat dan memperpanjang pembalikan arah di hari sebelumnya.
Juga di balik penurunan emas dan rebound nya yield obligasi AS adalah surutnya kekhawatiran krisis perbankan setelah bank First Citizens sepakati pembelian sebagian besar saham Silicon Valley Bank (SVB). Selain itu, pembicaraan terkait laju pertumbuhan China melengkapi pembicaraan Fed yang hawkish hari sebelumnya dan sebagian besar data AS membebani emas.
Sementara itu, Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memperingatkan bahwa “risiko terhadap stabilitas keuangan telah meningkat,” yang pada gilirannya menggoda pasar untuk berburu emas. Senada dengan komentar dari Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari yang menandai kekhawatiran resesi AS.
Di tengah sentimen ini, Indeks Dolar AS mencatat tren kenaikan tiga hari di dekat level 103,12 di tengah para pelaku pasar bersiap menantikan rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Inti AS untuk bulan Februari pada hari Jumat.
Kenaikan dolar AS ini tak lepas dari yield obligasi Treasury 10-tahun AS yang menguat dua basis poin menjadi 3,40% sementara obligasi dua tahun hentikan penurunan beruntun tiga hari di dekat 3,85%.