JAVAFX – Emas berusaha positif ditengah gempuran akan naiknya suku bunga beberapa bank sentral utama dunia selain the Fed di hari ini.
Nampaknya jalur pendakian harga emas akan dipertahankan hingga perdagangan hari ini mengingat bahwa situasi politik AS yang makin menenggelamkan kredibilitas Trump sehingga membawa berkah bagi emas itu sendiri.
Penguatan emas tetap terjaga alias situasi kondusif tetap dipertahankan pada perdagangan hari sebelumnya untuk melanjutkan episode yang bagus dari pergerakan awal pekan kemarin. Tampak sekali bahwa harga emas sangat menginginkan bahwa level psikologis $1200nya segera untuk dijauhinya lebih besar ditengah kegalauan pasar menghadapi masa depan ekonomi AS yang agak suram.
Perdagangan sepekan lalu, harga emas membaik diuntungkan testimoni Yellen di 2 hari pertemuannya dengan parlemen AS dimana ungkapan-ungkapan yang tercetus dari Yellen adalah bernada dovish dimana investor menginginkan kenaikan suku bunga yang atraktif, sementara Yellen hanya menginginkan kenaikan suku bunga the Fed dengan melihat kondisi inflasi AS.
Pada perdagangan kemarin, emas masih menjauhkan diri dari level terendah dalam 4 bulannya meski data perumahan AS membaik, sehingga harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah tipis $1,00 atau 0,08% di level $1240,90 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah tipis $0,01 atau 0,08% di level $16,26 per troy ounce.
Setelah nada dovish Janet Yellen tersebut diatas, dan membuat emas berkibar, lalu ada agenda ekonomi Trump yang nampaknya menurut kami akan mengalami kesulitan untuk lolos dari izin parlemen AS. Tertundanya RUU Kesehatan untuk lebih maju disahkan menjadi Undang-undang menggantikan ObamaCare, membuat kredibilitas kepemimpinan Trump untuk mengajukan agenda ekonomi yang lain semakin tidak pasti untuk dapat lolos dari parlemen sehingga langkah the Fed sendiri akan semakin berat untuk menaikkan suku bunganya.
Jikalau agenda Trump tidak jalan, maka fokus the Fed adalah menurunkan defisit neracanya. Sepeeri kita ketahui bahwa agenda-agenda ekonomi Trump sangat mendukung pertumbuhan ekonomi AS yang lebih berakselerasi dan tentu pula mendukung naiknya suku bunga the Fed.
Reformasi pajak alias meringankan pajak usaha dan memperketat lalu-lintas impor ke AS, serta pembangunan infrastruktur dalam negeri, merupakan upaya Trump mensukseskan ekonominya yang menurut Trump mulai terpuruk setelah ekspansi produk-produk China dan Jepang.
Angan-angan the Fed bila ekonomi AS makin berakselerasi, maka pertumbuhan makin oke sehingga inflasi yang ditargetkan the Fed makin mudah digapai dan suku bunga the Fed akan mudah dinaikkan. Namun bila agenda Trump tersebut gagal, maka fokus ke defisit, sehingga emas makin berkibar.
Sedang disisi lain, beberapa bank sentral utama dunia lainnya nampaknya akan mengikuti jejak the Fed untuk mulai menaikkan suku bunganya. Sejak krisis 2008 lalu, beberapa bank sentral utama dunia mengikuti jejak the Fed untuk menurunkan suku bunganya secara ekstrem demi meredakan gejolak ekonomi saat itu.
European Central Bank berkali-kali menyatakan akan segera mengevaluasi ulang suku bunga rendahnya, karena tekanan inflasi dan pertumbuhan ekonomi zona euro nampaknya akan membuat ekonomi Uni Eropa dapat memanas dalam beberapa waktu kedepan. Bila ini terjadi maka emas akan merunduk melemah sejenak. ECB dijadwalkan hari ini menentukan sikap suku bunganya.
Data klaim pengangguran mingguan AS hari ini akan memberikan situasi apakah the Fed mempunyai kekuatan hati untuk tetap di jalur peningkatan suku bunganya atau tidak, mengingat sektor tenaga kerja AS ini merupakan sektor yang mendukung keteguhan hati Yellen dalam menaikkan suku bunganya.
Sumber berita: reuters, marketwatch, investing.
Sumber gambar: Global InterGold