Harga emas naik ke level tertinggi dua bulan di hari Senin pada perdagangan akhir tahun yang relatif sepi karena dolar merosot serta serangan militer AS di Timur Tengah mendorong investor ke safe haven.
Emas spot naik 0.3% menjadi $1514.94 per ounce atau harga tertinggi sejak 25 Oktober 2019. Sementara emas berjangka AS tidak berubah di level $1518.00.
“Kami sedang melihat pro-positioning untuk tahun depan dan penyeimbangan kembali portofolio menjelang akhir tahun, dilapisi dengan tingkat likuidasi yang sangat rendah yang pada dasarnya memperburuk volatilitas dan membuat gerakan ini tampak dilebih-lebihkan,” kata Ilya Spivak, ahli strategi mata uang senior di DailyFx. Emas menerima dukungan moderat dari serangan udara AS di Timur Tengah, kata Spivak menambahkan.
Militer AS pada hari Minggu melakukan serangan udara yang sukses di Irak dan Suriah terhadap kelompok milisi yang didukung Iran, memicu ketidakpastian pasar dan ketegangan politik. Emas dianggap sebagai investasi yang aman di saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
“Tapi dari perspektif makro dan resiko murni, saat ini tidak masuk akal jika emas diperdagangkan diatas $1500/onz. pasar ekuitas ada dalam kerangka waktu yang sama dan secara bersamaan bergerak lebih tinggi,” kata Stephen Innes, ahli strategi pasar di AxiTrader dalam sebuah catatan.
Di bidang perdagangan, Kementerian Perdagangan China pada hari Minggu mengatakan pihaknya telah “secara proaktif menangani” gesekan perdagangan dengan AS tahun ini. Pelaku pasar, bagaimanapun, tetap waspada bahkan setelah Washington dan Beijing membuat kemajuan dalam sengketa tarif mereka dan ratifikasi resmi dari kesepakatan perdagangan awal ditutup.
Indikasi sentimen investor, kepemilikan dari dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik 0,1% menjadi 893,25 ton pada hari Jumat, tertinggi sejak 29 November.
sumbercnbc.com