Harga emas datar pada hari Kamis, barada di bawah level tertinggi di lebih dari empat bulan terakhir di sesi sebelumnya, setelah dolar menguat dan imbal hasil Treasury AS naik pasca rilis risalah pertemuan kebijakan moneter terakhir Federal Reserve.
Risalah pertemuan the Fed 27-28 April silam mengatakan sejumlah pembuat kebijakan mengungkapkan jika ekonomi AS terus melanjutkan kemajuan pesat, di beberapa titik akan tepat untuk membahas pengetatan kebijakan akomodatifnya. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya oportunitas kepemilikan emas batangan.
Indeks dolar memantul dari level terendah di hampir tiga bulan terakhir, sementara imbal hasil obligasi acuan AS naik ke level tertinggi satu minggu pasca risalah Fed dirilis.
Inflasi Inggris meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan April, awal dari kemungkinan kenaikan harga tahun ini saat negara ekonomi kaya itu pulih dari pandemi lockdown, tetapi yang diharapkan Bank of England akan terbukti sementara.
Lonjakan inflasi zona euro bersifat sementara dan harga konsumen akan turun tajam tahun depan, anggota dewan Bank Sentral Eropa Isabel Schnabel mengatakan kepada radio Jerman ARD pada hari Rabu.
Ekspor Jepang tumbuh paling besar sejak 2010 pada bulan April, didukung oleh perbandingan yang menguntungkan dengan penurunan tajam yang terlihat selama bulan-bulan awal pandemi setahun sebelumnya.
SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa berbasis emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya turun 0,5% menjadi 1.031,27 ton pada hari Rabu dari 1.035,93 ton pada hari Selasa.
Emas spot datar di harga $1,869.50 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari di $1.889.75 pada hari Rabu. Emas berjangka AS turun 0,7% menjadi $1,869.20 per ons.
Pada perdagangan logam mulia lainnya, paladium naik 0,3% menjadi $2.875,94 per ons, perak turun 0,3% menjadi $27,66, sementara platinum naik tipis 0,2% menjadi $1.193,32.