JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(6/9/2017), emas bergerak ringan masih mempertahankan sisi penguatannya pada perdagangan hari ini meski situasi di Semenanjung Korea masih panas namun harga emas masih bertahan di atas level psikologis $1300 per troy ounce diselingi sesekali dengan maraknya aksi ambil untung sesaatnya.
Jelang peringatan hari pendirian Korea Utara di 9 September nanti, disinyalir bahwa Korea Utara akan melakukan serangkaian uji coba peluru kendali jarak menengah dengan hulu ledak nuklirnya. Kondisi yang memanas seperti ini tentu membuat situasi geopolitik muncul sehingga akan muncul aksi safe haven. AS sendiri meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk memberi sanksi kepada Pyongyang karena terus membandel dengan melakukan ujicoba senjata nuklirnya.
China sebagai sekutu utama Korea Utara selain Rusia, juga dibuat geram oleh tingkah Kim Jong-un tersebut dengan memberi peringatan keras agar Pyongyang tidak terus-menerus melakukan perlombaan senjatanya. Jepang, Korea Selatan dan AS sudah siap sedia dalam menghadapi serangan dari Korea Utara tersebut, bahkan AS akan menggunakan segala daya upaya yang dipunyainya untuk mempertahankan kedaulatannya seperti Guam.
Faktor menantikan data dari the Fed tersebut membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat tipis sebesar $1,00 atau 0,07% di level $1337,80 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Desember di Comex untuk sementara bergerak menguat tipis $0,05 atau 0,30% di level $18,00 per troy ounce.
Penguatan semalam yang masif, tidak berlanjut di perdagangan hari ini karena sikap investor untuk mengambil aksi ambil untung sejenak setelah rally sejak pekan kemarin. Data tenaga kerja AS diharapkan hanya sementara saja turunnya oleh investor, dan sepertinya investor menantikan data Fed’s Beige Book yang akan rilis Kamis dini hari nanti yang merupakan patokan untuk mengambil keputusan suku bunga bagi the Fed yang akan dilakukan 19-20 September nanti.
Patut diwaspadai pembahasan debt ceiling atau plafon hutang AS yang akan diselenggarakan pada Kamis ini, dimana investor juga sedang harap-harap cemas mengenai plafon hutang pemerintah $19 trilyun tersebut, yang bilamana tidak disetujui oleh parlemen maka pemerintahan AS akan tutup, alias shutdown dan kemungkinan besar ekonomi AS akan berhenti dan akan diikuti pula kacaunya ekonomi dunia.
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, MarketWatch
Sumber gambar: CNBC (.com)