Emas Berakhir Pekan Dengan Penurunan Harga

0
49

Emas turun lebih dari 1% pada hari Jumat (26/08/2022) setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam pidatonya di Jackson Hole mengatakan ekonomi AS membutuhkan kebijakan moneter yang ketat sampai inflasi terkendali. Powell mengatakan ini bisa berarti pertumbuhan yang lebih lambat, tetapi tidak mengisyaratkan apa yang mungkin dilakukan The Fed pada pertemuan kebijakan September. Harga emas di pasar spot turun 1,2% menjadi $1.738,14 per ounce. Sementara dalam perdagangan Emas di bursa berjangka AS menetap 1,2% lebih rendah pada $1.749,8.

Bursa saham dan komoditas logam menderita dari pernyataan Powell yang secara nyata isyaratkan bahwa suku bunga perlu lebih tinggi dan lama. Kenaikan 75 bps adalah default untuk September kecuali data secara totalitas menunjukkan sebaliknya.

Emas selama ini dianggap sebagai asset lindung nilai terhadap risiko ekonomi, namun dalam situasi dimana kenaikan suku bunga tinggi sebagaimana saat ini, daya tariknya akan berkurang mengingat aset ini tidak memberikan imbal hasil. Tidak adanya sinyalemen dovish dari pernyataan Powell, membuat emas akan terus menghadapi tekanan karena harus berurusan dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Imbal hasil Treasury AS dua tahun sempat melonjak ke level tertinggi sejak Oktober 2007 sebelum stabil di dekat level tertinggi dua bulan, sementara kenaikan kembali dari dolar membuat penurunan terjadi sejak awal perdagangan. Untuk sementara tren emas adalah lebih rendah, hingga beberapa bulan mendatang, dimana sebagian besar risiko penurunan sudah diperhitungkan.

Bullion disisi lain, juga bisa mendapatkan keuntungan dari adanya risiko resesi, pasar fisik yang responsif terhadap harga, pemosisian yang sudah dikurangi dan inflasi yang meningkat.

Saat ini, selisih harga emas fisik di China telah melonjak minggu ini ke level tertinggi sejak Oktober lalu, sementara permintaan mendingin di India.