Harga emas melemah sejak awal perdagangan sesi Selasa, terbebani oleh kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi AS, karena investor menilai kemungkinan bank sentral merespons inflasi yang lebih tinggi menjelang pertemuan kebijakan penting mendatang.
Emas spot turun 0,2% menjadi $1,803,51 per ons. Emas berjangka AS turun 0,1% menjadi $1,805,30. Pada hari Senin, logam mulia terebut naik hampir 1% ke level tertinggi $1,809,66, hanya sekitar $4 dari puncak lebih dari satu bulan yang diskalakan minggu lalu.
Dolar berhasil mencatat kenaikan 0,1% pada hari Selasa, rebound dari penurunan di hampir satu bulan terakhir pada sesi sebelumnya, melemahkan daya tarik emas bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS juga sedikit menguat di 1,6369%, meningkatkan biaya peluang emas tanpa bunga.
Para pelaku pasar saat ini fokus pada pertemuan kebijakan Bank of Japan dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari Kamis diikuti oleh pertemuan kebijakan Federal Reserve AS dan Bank of England minggu depan. Data PDB AS kuartal ketiga yang akan dirilis pada hari yang sama juga berada dalam pantauan pasar.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang diterjemahkan menjadi biaya peluang yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak membayar bunga.
Pada perdagangan logam mulia lainnya, perak spot turun 0,7% menjadi $24,38 per ons. Platinum turun 0,6% menjadi $1.050,93 dan paladium turun 0,2% menjadi $2.047,39.