Ekonomi Tiongkok Stabil, Beijing Persiapkan Diri Hadapi Free Trade

0
155
Berita Ekonomi Tiongkok

JAVAFX – Berita ekonomi di hari Rabu(14/6/2017), ekonomi Tiongkok terus mengalami pertumbuhan yang cukup stabil dalam kurun waktu 1 ½  tahun belakangan ini. Hasil industri dan penjualan ritel Tiongkok mencatat adanya laju pertumbuhan yang lebih cepat dari periode sebelumnya. Di tempat lain, investasi aset tetap Tiongkok sedikit melambat namun masih mencatat hasil positif di bulan Mei tahun ini.

Dalam sebuah laporan resmi yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional menyebutkan bahwa hasil industri Tiongkok tumbuh stabil dengan mengalami kenaikan sebesar 6.5% di bulan Mei setelah naik 6.5% di bulan April lalu. Hasil tersebut ternyata diluar ekspetasi pasar, yang mana ekonom sebelumnya memperkirakan hasil industri Tiongkok akan naik 6.3% di bulan Mei.

Di waktu yang bersamaan, Biro Statistik Nasional juga melaporkan bahwa penjualan ritel Tiongkok mengalami kenaikan sebesar 10.7% di bulan Mei setelah naik 10.7% di bulan April. Survei ekonom memperkirakan bahwa penjualan ritel akan naik sebesar 10.6% pada periode akhir Mei 2017.

Sementara itu, untuk pertumbuhan investasi aset tetap di Tiongkok tengah mengalami kenaikan sebesar 8.6% di bulan Mei setelah alami kenaikan sebesar 8.9% di bulan April. Hasil tersebut juga masih dibawah perkiraan ekonom yang memperkirakan naik sebesar 8.8% di bulan Mei.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok dikategorikan stabil dalam beberapa tahun belakangan ini. Sedangkan Beijing juga tengah memproses dalam mempercepat beberapa perjanjian sehubungan dengan “perdagangan bebas” atau free trade. Tiongkok mengambil tindakan dengan menciptakan “One Belt, One Road” yang menawarkan perluasan jaringan komersial Tiongkok secara masif. Langkah ini merupakan salah satu kesiapan Tiongkok dalam menghadapi perdagangan bebas saat ini.

Program ”One Belt, One Road” telah disusun dalam empat tahun oleh Presiden Xi Jinping sebagai sebuah blueprint masa depan untuk perdagangan global. Inisiatif ini ditujukan dalam menghubungkan negara – negara Eurasia ke Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik Selatan.

Meski demikian, ada perkiraan bahwa performa mesin pertumbuhan ekonomi Tiongkok dalam beberapa tahun mendatang akan melambat karena pemerintah beralih ke model perkembangan berbasis konsumsi. Sejauh ini hasilnya masih beragam, sebab para pembuat kebijakan masih mengandalkan pertumbuhan tradisional dalam mengarahkan ekonomi bergerak stabil.

Sumber : Forex Factory, Trading Economics, Economic Calendar

Gambar: Forbes