Ekonomi Inggris Kembali Kontraksi Di Kuartal 3

0
219

Ekonomi Inggris kembali menyusut melampaui perkiraan sebelumnya di kuartal ketiga, data baru menunjukkan. Tingginya biaya hidup melanda keluarga dan bisnis dan negara di ambang resesi. Melonjaknya harga energi membuat banyak rumah tangga dan perusahaan mengurangi pengeluaran, mendorong penurunan produk domestik bruto (PDB) Inggris.

PDB Inggris menyusut sebesar 0,3% di kuartal ketiga 2022 (Juli hingga September), turun dari perkiraan kontraksi pertama 0,2%, Kantor Statistik Nasional melaporkan. ONS bahkan memperkirakan PDB Inggris masih 0,8% di bawah tingkat pra-pandemi virus corona (COVID-19), direvisi dari perkiraan sebelumnya menjadi di bawah 0,4%. Itu berarti Inggris masih tertinggal dari negara-negara G7 lainnya.

ONS mengatakan output ekonomi Inggris di Q3 adalah 0,8% di bawah level akhir 2019, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya di bawah 0,4% dan berlawanan dengan negara-negara anggota yang tergabung dalam G7 lainnya yang telah pulih.

Investasi bisnis Inggris turun 2,5% secara triwulanan, dibandingkan dengan perkiraan pertama sebelumnya yang turun 0,5%. Sementara sektor jasa yang dominan justru tumbuh 0,1% di kuartal tersebut, penurunan sektor manufaktur dan konstruksi menjadi Penyebab penurunan angka PDB Inggris.

Semua 13 sub-sektor manufaktur menurun pada kuartal ketiga, ONS menambahkan, sementara pendapatan rumah tangga yang disesuaikan dengan inflasi kontraksi untuk kuartal keempat.

Sebagian besar ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi Inggris akan kembali mengalami kontraksi pada kuartal ke-empat, yang di mata beberapa analis mendefinisikan resesi.