Ekonomi Indonesia Mengalami Kontraksi Untuk Pertama Kalinya Sejak 1999

0
136
epa03842962 Indonesia's central bank employees walk outside the bank's building (background), in Jakarta, Indonesia, 30 August 2013. Indonesia's central bank raised its interest rate on 29 August 2013 to seven per cent from 6.50 per cent to curb depreciation in the Idonesian Rupiah. Indonesia introduced measures to stabilize the economy after shares and the Rupiah currency fell sharply on concerns over a widening current account deficit. EPA/BAGUS INDAHONO

JAVAFX – Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade pada kuartal kedua karena upaya untuk menahan penyebaran virus corona yang merupakan pukulan terhadap permintaan konsumen dan aktivitas bisnis di ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu.

Menurut data yang dirilis dari Statistics Indonesia menunjukkan untuk produk domestik bruto menyusut lebih besar dari yang diharapkan 5,32% pada periode April-Juni dari tahun lalu, kontraksi pertama sejak 1999.

Ekonomi Indonesia diperkirakan menyusut 4,61%, menurut jajak pendapat Reuters dari para ekonom, setelah tumbuh 2,97% YoY di kuartal pertama.

Data menunjukkan dampak berbasis luas dari kejatuhan pandemi, dengan rumah tangga membatasi pengeluaran dan bisnis menunda investasi, sementara ekspor juga dilanda oleh permintaan global yang lebih rendah dan harga komoditas.

Indeks saham Indonesia (JKSE) berubah negatif, tergelincir hampir 0,3% setelah data, sementara rupiah tidak berubah.

Bank sentral Indonesia dan pemerintah pada awal bulan Agustus ini meluncurkan skema monetisasi utang senilai $40 miliar, dengan Bank Indonesia berjanji untuk membeli obligasi senilai $28 miliar sambil melepaskan pembayaran bunga.

Bank sentral juga telah memangkas suku bunga utamanya empat kali pada tahun 2020 ini dengan total 100 basis poin ke level terendah sejak setidaknya di tahun 2016 lalu ketika mengadopsi suku bunga sebagai patokan, dalam upaya untuk mendukung pertumbuhan.

Data juga menunjukkan ekonomi mengalami kontraksi 4,19% kuartal-ke-kuartal, berdasarkan non-musiman disesuaikan.