Akibat data tenaga kerja AS yang membaik di mana terjadi penyerapan tenaga kerja sebesar 379.000 dari 166.000 dan tingkat pengangguran yang turun dari 6.3% ke 6.2%, telah membuat indeks utama pada bursa saham Amerika menguat karena ekonomi di prediksi menguat. Prediksi penguatan ekonomi ini juga di karenakan peluncuran vaksin corona dan perlambatan infeksi, pelonggaran lockdown dan harapan akan stimulus AS sebesar 1,9 Trilyun Dolar AS. Prospek ini telah mendorong Dolar AS menguat terhadap Euro, Yen Jepang dan Swiss Frank dalam tiga bulan ini.
Ketua Federal reserve AS, Jerome Powell menegaskan kembali bahwa The Fed tidak akan memperketat kebijakan sampai tujuan dari lapangan kerja terpenuhi dan inflasi di atas 2% juga terpenuhi. The Fed di perkirakan tidak akan menaikkan suku bunga karena inflasi ini dan hal ini mengkhawatirkan investor.
Setelah sempat naik sejak Rabu lalu dari level 90.62 ke level 92.21. Namun, bisa jadi di awal minggu ini, karena kekhawatiran inflasi, dolar indeks akan terkoreksi turun dahulu menuju level 91.75 hingga level 91.55 dan jika tidak sanggup break down level 91.55 maka dolar indeks di prediksi akan kembali naik ke level 92.20.