Ekonom: China Akan Mendapat Kesulitan Dalam Memenuhi Komitmen Fase Satu

0
105

JAVAFX – Deborah Elms, direktur eksekutif di konsultasi Asian Trade Center mengungkapkan bahwa China akan menghadapi kesulitan untuk memenuhi komitmennya dalam apa yang disebut kesepakatan perdagangan fase satu dengan AS, yang memungkinkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk sekali lagi menaikkan tarif barang-barang Cina.

Kesulitan itu khususnya ketika kesepakatan perdagangan yang diharapkan oleh semua pelaku pasar akan ditandatangani di Washington pada hari Rabu (15/1) akan melibatkan Beijing meningkatkan impor barang dan jasa AS setidaknya sebesar $200 miliar selama dua tahun.

Deborah kembali menjelaskan bahwa “Kesepakatan perdagangan fase satu itu diharapkan mencakup komitmen dari China untuk membeli sekitar $200 miliar barang AS selama dua tahun, yang mencakup sekitar $80 miliar barang manufaktur, $53 miliar energi, $32 miliar di bidang pertanian dan $35 miliar dalam layanan.”

Untuk memenuhi tambahan $ 200 miliar itu, Cina harus membeli dalam jumlah yang lumayan banyak produk AS. Seperti, barang pertanian, mesin, terutama produk pesawat dan energy. Untuk beberapa produk, Beijing mungkin harus menggandakan pembeliannya dengan mengurangi tarif impor tersebut dan berhenti membelinya dari sumber lain.

Jika China tidak mencapai target harga pembelian itu, AS dapat mengenakan tarif baru atau menghapus janji yang ada atau segala hal yang bisa terjadi dan menjadi risiko tetap ada bagi Negara Tirai Bambu. Berbeda bagi AS, khususnya sektor pertanian, merasa juga bisa kesulitan untuk memasok jumlah produknya itu ke China.

China membeli sekitar $186,29 miliar barang dan jasa Amerika pada tahun 2017 lalu sebelum perang perdagangan dimulai, menurut data dari Biro Sensus AS. Dalam hal produk pertanian, China membeli $24 miliar dari AS pada tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat sebesar $32 miliar selama dua tahun, menurut laporan Reuters.

“AS dan China, dua ekonomi teratas dunia, telah terlibat dalam pertarungan tarif selama lebih dari dua tahun. Perang perdagangan telah memengaruhi kepercayaan bisnis dan memimpin lembaga-lembaga seperti Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia untuk menurunkan perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi global,’ tambah Deborah.

Kedua belah pihak kini hampir mencapai kesepakatan perdagangan “fase satu” , yang tidak diharapkan mencakup pengurangan atau penghapusan tarif tinggi yang kini telah membawa sedikit bantuan bagi komunitas bisnis.