JAVAFX – Lembaga Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS) melaporkan adanya kenaikan pasokan minyak mentah secara mingguan untuk yang ke-5 berturut-turut pada hari Kamis (17/10/2019). Disebutkan bahwa kenaikan sebesar 9,3 juta barel untuk pekan yang berakhir 11 Oktober. Data dirilis sehari terlambat karena liburan hari Columbus pada hari Senin kemarin.
Hasil laporan ini jauh lebih tinggi bahkan dua kali lipat lebih banyak dari yang diperkirakan oleh sejumlah analis yang disurvei oleh S&P Global Platts, naik sebesar 4 juta barel.
Sehari sebelumnya, American Petroleum Institute (API) melaporkan ada kenaikan 10,5 juta barel.
Data EIA juga melaporkan terjadi penurunan pasokan bensin sebesar 2,6 juta barel dan minyak suling sebesar 3,8 juta barel. Penurunan ini juga melampui ekspektasi analis dari hasil kajian S&P Global Platts ada ekspektasi untuk penurunan pasokan hampir 1,8 juta barel untuk minyak bensin dan 2,6 juta barel untuk minyak suling.
Harga minyak mentah AS turun diperdagangan bursa berjangka untuk pengiriman bulan November, sebesar 33 sen, atau 0,6%, menjadi $ 53,03 per barel. Harga sebelum data tersebut disampaikan masih bertahan di $ 53,09.
Menjelang akhir perdagangan, harga minyak mentah mengalami kenaikan kembali setelah kabar menyebutkan bahwa tercapai gencatan senjata di Suriah dan ada kesepakatan sementara Brexit. Dua sentiment ini memicu aksi beli pada aset yang dianggap berisiko, termasuk minyak mentah. Harga melepaskan kerugian yang diderita paska data pasokan oleh EIA diluncurkan. (WK)