Dulu Sekutu Politik, Senator McConnell Kini Kecam Trump

0
86
President Donald Trump speaks about the coronavirus in the Rose Garden of the White House, Tuesday, April 14, 2020, in Washington. (AP Photo/Alex Brandon)

Selama empat tahun, mantan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Senat Republik Mitch McConnell secara politis bersatu.

Para anggota Kongres dengan bersemangat membahas tuntutan Trump untuk memotong pajak, mengekang peraturan pemerintah dan menempatkan hakim konservatif di Mahkamah Agung dan pengadilan yang lebih rendah di seluruh negeri.

Tapi sekarang, ketika Trump sudah tidak menjabat lagi dan McConnell yang memimpin faksi minoritas Senat Republik, tidak lagi menjadi mayoritas, hubungan keduanya sarat diwarnai perbedaan sengit.

McConnell memilih untuk membebaskan Trump pada akhir sidang pemakzulan Senat minggu lalu dari tuduhan menghasut penyerbuan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari yang menewaskan lima orang.

Tetapi McConnell mengatakan ia membebaskan Trump dari hukuman pemakzulan hanya karena ia tidak yakin Konstitusi AS mengizinkan Trump untuk dihukum setelah ia meninggalkan jabatannya.

Mayoritas Senat, 57-43, memilih untuk menghukum Trump tetapi kurang dari dua pertiga mayoritas yang disyaratkan untuk menjatuhkan hukuman.

McConnell kemudian melancarkan serangan terhadap orang yang menurutnya bertanggung jawab atas kekacauan yang mengancam nyawa mantan Wakil Presiden Mike Pence dan keselamatan anggota parlemen: Donald Trump.

“Tidak ada keraguan bahwa Presiden Trump secara praktis dan moral bertanggung jawab memprovokasi peristiwa hari itu,” katanya dalam pidato Sabtu sore, dan mengatakan Trump menyaksikan peristiwa yang terungkap di televisi.

“Massa menyerang Gedung Capitol atas namanya.

Para penjahat ini membawa spanduk-spanduknya, menggantungkan benderanya, dan meneriakkan kesetiaan mereka kepadanya,” tandasnya.

McConnell menambahkan, “Ini adalah puncak teori konspirasi yang semakin meningkat, dirancang oleh seorang presiden yang masa jabatannya akan berakhir dan tampaknya bertekad untuk membatalkan keputusan pemilih atau menghancurkan lembaga kita ketika meninggalkan jabatannya.” Trump, dari rumah mewahnya di pesisir Atlantik dimana ia tinggal setelah pergi dari Washington, menanggapi pernyataan McConnel itu Selasa malam.