JAVAFX – Setelah menggapai level puncak pada bulan Maret 2020, yaitu 103.730 sebagai haven currency, USD saat ini nampak terpelanting pada level terendah sejak awal 2018, dan banyak strategist melanjutkan posisi short.
Suku bunga negatif di AS serta ancaman virus corona dan meningginya sentimen resiko global, telah merubah perilaku investor untuk beralih dari posisi long menjadi short USD.
Merujuk pada data Bloomberg Dollar Spot Index yang sudah anjlok 2.4% pada bulan Juli, pada titik inilah mengapa para strategist menyatakan USD akan terjerembab kian dalam .
Berikut sekilas penilaian para strategist dari institusi terkenal antara lain:
Standard Chartered
USD terindikasi didera tekanan jual selama zona sesi New York dalam beberapa hari terakhir, yang merupakan sinyal negatif untuk mata uang. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa para manajer asset Amerika telah mengambil posisi short USD, sementara mata uang lainnya berperforma bagus selama sesi transaksi pasar lokal.
Royal Bank of Canada
Index S&P 500 naik di atas level kunci double top, yang mengindikasikan bearish lebih lanjut bagi USD, mengingat korelasi jangka pendek antara saham dan pasar Index Dollar AS berada pada titik paling negatif sejak 2016. Recovery harga komoditas juga telah membebani kinerja USD, lantaran korelasi antara keduanya bergerak ke arah yang paling negatif selama lebih dari dua tahun terakhir.
Wells Fargo
USD kemungkinan akan merosot setelah pertemuan FOMC pekan depan, bahkan bila kebijakan diperkirakan tetap tidak merubah suku bunga. Sementara sedikit kenaikan dalam imbal hasil dari US Treasury, mungkin membatasi keuntungan terhadap yen dan pasar negara berkembang, mata uang EUR dan mata uang “ dollar bloc ” diperkirakan akan diuntungkan.
Bank of America
Ahli Strategi dari Bank of America telah menaikkan target akhir tahun mereka dengan membeli EUR versus USD menjadi $1.08 dari $1.05. Penggerak utama pelemahan USD khususnya adalah meningkatnya minat investor pada selera resiko dan pasar ekuitas AS. Meski demikian, para strategist dari Bank of America, secara keseluruhan memandang positif pada the greenback berdasarkan pada prospek negatif untuk ekonomi global
QIC Ltd
Keistimewaan dan keunggulan AS telah memudar, dan mungkin hanya satu pilar yang masih kokoh, yaitu permintaan untuk saham-saham berkapitalisasi besar AS. Namun AS tidak lagi memiliki keunggulan hasil, tidak ada keuntungan pertumbuhan dengan pemulihan dari virus corona dan dalam hal ini, EUR terlihat lebih menguntungkan dengan kemungkinan menembus level 1.20 pada akhir tahun ini
GSFM
Senada dengan QIC Ltd, meski dari sudut pandang agak berbeda, para strategist GSFM menilai perubahan minat dari USD terhadap EUR tidak terlepas dari faktor penuruan suku bunga oleh Fed, dan Eropa nampaknya mendapatkan tindakan bersama di sisi fiskal . Tetapi USD nampak menderita dari politik yang benar-benar tidak berfungsi di AS.
Sehingga EUR dinilai sebagai penerima manfaat terbesar