Dolar Yang Masih Terpuruk Di Tengah Sinyalemen Pertumbuhan

0
83

Dolar berhasil mencatat kenaikan sejak perdagangan sesi Jumat pagi di Asia. Namun, emas malah masih terpuruk dan menuju penurunan dalam empat minggu berturut-turut. Penurunan emas ini tak lepas dari pengaruh Federal Reserve AS yang masih mempertahankan kebijakan moneternya yang dovish.

Indeks dolar (DXY) akan mengakhiri pekan ini dengan penurunan 0,2%, dan turun 2,8% untuk bulan ini. Bulan yang buruk bagi dolar AS. Penurunan greenback menjadi berkah bagi rekannya di utara, dengan dolar Kanada naik ke level tertinggi di lebih dari tiga tahun terhadap dolar AS pada hari Jumat.

Para pelaku pasar masih terpengaruh oleh keputusan kebijakan terbaru Fed, yang dirilis pada hari Rabu. Meskipun Ketua Fed Jerome Powell mengakui pertumbuhan ekonomi AS saat ini, dia menambahkan bahwa belum ada cukup bukti dari “perkembangan substansial lebih lanjut” menuju pemulihan untuk membenarkan perubahan dalam kebijakan.

Optimisme yang menunjukkan pemulihan ekonomi, terutama di pasar tenaga kerja, dapat memaksa The Fed mengurangi pembelian asetnya lebih awal dari yang diharapkan, mendorong indeks dolar ke level tertinggi lima bulan pada Maret 2021.

Tidak tertutup kemungkinan Indeks dolar turun di bawah 90 dalam waktu dekat, dari 90,6 saat ini. Tetapi “tren depresiasi indeks dolar lebih memungkinkan sebagai masalah yang sedang berlangsung daripada penurunan tajam grosir.

Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan PDB triwulanan AS naik 6,4% pada kuartal pertama 2021 dan pengajuan klaim pengangguran sebesar 553.000 selama seminggu terakhir.

Sikap The Fed kontras dengan tetangganya di utara, Bank of Canada, yang telah mulai mengurangi pembelian asetnya. Dolar Kanada yang terkait dengan komoditas mendapat dorongan lebih lanjut dari kenaikan harga minyak, yang berada pada level tertinggi enam minggu.

Indeks Dolar AS yang mencatat perdagangan greenback terhadap mata uang mayoritas naik tipis 0,03% ke level 90,618.