Dolar semakin tak terbendung, memperpanjang kenaikan tanpa henti di sesi Jumat, menuju level kenaikan baru di hampir dua tahun terhadap mata uang dan tertinggi satu bulan terhadap euro, didukung oleh prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih agresif.
Indeks dolar naik hingga ke level 99,904 di awal perdagangan Asia, level terbaiknya sejak Mei 2020. Terakhir di 99,890. Indeks dolar pekan ini sudah mencatat kenaikan 1,3%, yang akan menjadi kenaikan terbesar dalam satu bulan, didukung oleh pernyataan hawkish para pembuat kebijakan the Fed yang menyerukan kenaikan suku bunga yang lebih cepat untuk segera mengendalikan inflasi.
Rilis risalah pertemuan Fed bulan Maret yang dirilis minggu ini menunjukkan para anggota FOMC siap untuk menaikkan suku bunga dengan kenaikan 50 basis poin dalam beberapa bulan mendatang.
Penguatan dolar AS berarti penurunan bagi euro yang turun 0,18% ke level terendah baru satu bulan di $1,0855 pada hari Jumat hari ini, ditengarai oleh sanksi baru Barat terhadap Rusia, dengan Uni Eropa bergerak menuju larangan batu bara Rusia yang akan mulai berlaku dari Agustus.
Euro juga telah terseret oleh ketidakpastian seputar hasil pemilu presiden Prancis, karena kandidat sayap kanan Marine Le Pen menang dalam jajak pendapat yang mengancam harapan pemilihan kembali petahana Emmanuel Macron. Jajak pendapat masih menunjukkan Macron unggul.
Dolar perpanjang kenaikannya terhadap yen Jepang, naik tipis ke area 124,23, tertinggi di lebih dari seminggu dan mendekati level tertinggi tujuh tahun bulan lalu di 125,1. Yen cukup stabil bulan ini setelah melemah pada bulan Maret, namun masih tertekan oleh kenaikan suku bunga AS dan Bank of Japan melakukan intervensi di pasar obligasi untuk mempertahankan suku bunga rendah.
Harga minyak dan komoditas lainnya yang sedikit melemah minggu ini membuat mata uang komoditas seperti dolar Australia dan Kanada menghentikan kenaikannya yang cukup kuat dalam beberapa pekan terakhir. Sementara Sterling di area bawah rentang harga baru-baru ini di $ 1,30675.