JAVAFX – Dolar AS pertahankan posisi menguat terhadap yen Jepang pada awal perdagangan hari Rabu menjelang rilis data-data ekonomi AS yang penting hari ini. Sementara euro bergerak terbatas karena investor menunggu rilis data sector manufaktur Jerman, penjualan ritel dan tingkat pengangguran untuk mengukur Kesehatan ekonomi di euro zone.
Sementara itu poundsterling melonjak naik karena trader mengambil posisi beli dievel terendah namun untuk kelanjutan aksi beli tampaknya masih terbatas karena kekhawatiran ketidakpastian perundingan Brexit. Sedangkan mata uang beresiko seperti Dolar Australia dan Dolar Selandia Baru menguat dengan positifnya data manufaktur China serta naiknya harga minyak Kembali ke level $40,00 per barel.
Dolar telah berhasil tetap kuat terhadap yen karena tanda-tanda kebangkitan ekonomi, tetapi greenback telah gagal membuat kemajuan terhadap mata uang komoditas, menunjukkan bahwa beberapa investor tetap waspada terhadap risiko penurunan.
Biasanya imbal hasil Treasury akan naik karena ekonomi membaik, tetapi benchmark imbal hasil 10-tahun (US10YT = RR) telah bergerak dalam kisaran sempit sekitar 0,65% sejak pertengahan Juni, ketika Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan para pembuat kebijakan membahas pengendalian kurva imbal hasil, yang dapat digunakan untuk membatasi hasil obligasi.
