Dolar mencapai level tertingginya terbaru di empat bulan terhadap euro pada Kamis karena respons pandemi AS terus melampaui Eropa. Eropa tengah tertatih-tatih oleh penguncian yang diperpanjang dan peluncuran vaksin yang tertunda.
Bahkan seruan kembali Jerman untuk penguncian ketat selama periode Paskah tidak banyak membangun kepercayaan pada prospek ekonomi kawasan itu. Hal ini justru menambah ketidakpuasan dengan penanganan pandemi Kanselir Angela Merkel.
Safe-haven Greenback bertahan pada sebagian besar kenaikan dua hari yang luas, dipicu oleh kekhawatiran gelombang COVID-19 ketiga di Eropa. Kenaikan dolar juga dipicu oleh potensi kenaikan pajak AS hingga momok inflasi yang terus-menerus.
Euro diperdagangkan mendekati level terendah empat bulan terhadap dolar AS di $1,1809 yang disentuh di awal sesi Asia. Sementara, indeks dolar terhadap enam mata uang utama melayang tepat di bawah level tertinggi empat bulan di 92,617 yang dicapai semalam. Pound Inggris naik 0,2%, keluar dari level terendah enam minggu di level $1,3675.
Dolar juga menguat terhadap yen, yang merupakan mata uang safe-haven, naik 0,2% menjadi 108,905 yen. Yen terus mengalami konsolidasi di bawah area 109. Pada saat yang sama, reli dolar menunjukkan beberapa tanda kelelahan, karena beberapa saingannya pulih dari posisi terendah di tengah kenaikan dalam banyak pasar ekuitas Asia.
Dolar Australia, yang dianggap sebagai proxy likuid terhadap risk appetite, rebound 0,3% setelah sebelumnya turun ke level $0,7579, level terendah sejak 2 Februari.
Sementara itu, imbal hasil Treasury 10-tahun AS konsolidasi di sekitar 1,6%, seminggu setelah mencapai puncak lebih dari satu tahun di 1,754%, yang juga telah mendukung dolar.