JAVAFX – Dolar menguat ke level tertinggi dua minggu terhadap mata uang utama pada hari Selasa didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan meningkatnya permintaan safe haven ditengah meningkatnya kekhawatiran tentang infeksi virus gelombang kedua yang membuat mata uang beresiko lebih rendah.
Pound, Aussie dan Kiwi menjadi mata uang dengan pelemahan terbesar. GBP turun kelevel 1.22860 diawal sesi Asia, sedangkan EUR melemah ke 1.07830 dan AUD menyentuh level rendah 0.64330. Penurunan ini terjadi diperdagangan Selasa pagi meski jelang berakhirnya sesi Asia rival dolar tersebut mencoba untuk meredam pelemahan.
Greenback didukung oleh kurva yield Treasury AS yang menanjak, karena pejabat Federal Reserve membicarakan prospek suku bunga negatif, dan karena pasar obligasi bersiap-siap untuk meminjam besar-besaran dari Departemen Keuangan AS.
Pada saat yang sama, kemajuan pada rencana untuk membuka kembali ekonomi telah dibayangi oleh kekhawatiran tentang infeksi baru COVID-19 karena pelonggaran pembatasan di Korea Selatan dan Jerman menyebabkan terjadi lonjakan dalam kasus-kasus baru di sana.
“Ini sedikit dukungan yield (untuk dolar) dan kembalinya kegelisahan pasar,” kata analis Westpac FX, Sean Callow, ketika lonjakan mata uang berisiko di bulan April memudar.
Dolar index yang mengukur pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama sempat naik ke level 100,490 meski saat berita ini ditulis mundur kelevel 100,260. Berada diatas level kunci 100,00 membuat dolar masih terlihat dominan.