Dolar melemah pada awal perdagangan sesi Senin Eropa, dengan sentimen risiko meningkat setelah data ekonomi menunjukkan pemulihan ekonomi global menjelang pertemuan Federal Reserve minggu ini.
Risk appetite telah meningkat akhir-akhir ini oleh tanda-tanda kuat dari perbaikan ekonomi global, hingga penurunan safe haven dolar, dengan indikator aktivitas manufaktur awal April, yang dirilis akhir pekan lalu, mencapai rekor tertinggi di Amerika Serikat dan juga menunjukkan peningkatan yang mengesankan di Eropa.
Sebuah survei dari lembaga Ifo Jerman yang akan dirilis pada Senin nanti diperkirakan menunjukkan kondisi bisnis terus membaik di negara ekonomi terbesar Eropa itu.
Bank Sentral Eropa mempertahankan kebijakannya yang sangat akomodatif minggu lalu, dengan Presiden Christine Lagarde mematikan ekspektasi bahwa bank sentral akan mulai mempertimbangkan mengurangi pembelian obligasi dalam waktu dekat.
Perhatian minggu ini akan dipusatkan pada pertemuan pengaturan kebijakan terbaru Federal Reserve, dimana pertemuan dua hari itu dijadwalkan selesai pada hari Rabu.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell kemungkinan akan menghadapi pertanyaan apakah pasar tenaga kerja yang membaik dan vaksinasi virus korona yang meningkat menjamin penarikan pelonggaran moneter, tetapi dia kemungkinan akan mengambil sikap yang sangat mirip dengan Lagarde, menghindari pembicaraan tentang pengurangan pembelian obligasi.
Indeks Dolar, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, turun 0,1% ke level 90,778, mendekati level yang tidak terlihat sejak akhir Februari.
Dolar AS melemah terhadap yen Jepang, dengan USD/JPY 0,1% turun ke level 107,81. Dolar naik tipis terhadap euro dengan EUR/USD diperdagangkan naik 0,1% ke level 1,2100, dekat tertinggi dua bulan.
Namun dolar AS melemah terhadap pound sterling dan dolar Australia yang sensitif terhadap risiko. GBP/USD naik 0,3% ke level 1,3914. Sementara AUD / USD naik 0,3% ke level 0,7769.