JAVAFX – Dalam perdagangan komoditi berjangka, harga minyak naik pada Jumat (15/02) sebesar lebih dari 5% selama seminggu di tengah tanda-tanda pasokan global yang lebih ketat dan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara AS dan China.
Pelaku pasar menyambut optimis kemajuan dalam pembicaraan perdagangan minggu ini antara AS dan China. Hasil yang baik ini dianggap bisa memengaruhi permintaan energi dari negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Seperti diketahui, AS dan China membuat kemajuan saat ini dari negosiasi perdagangan mereka, setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di Beijing.
Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan Maret naik $ 1,18, atau 2,2%, ke $ 55,59 di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan April naik $ 1,68, atau 2,6%, menjadi $ 66,25 di bursa ICE Futures Europe. Baik WTI dan Brent melihat harga penutupan yang tertinggi sejak 19 November. Minggu hingga saat ini, harga WTI 5,4% lebih tinggi, sementara Brent melonjak 6,7%.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) awal pekan ini melaporkan produksi minyak mentahnya turun hampir 800.000 barel per hari di Januari menjadi rata-rata 30,81 juta barel per hari, dengan sebagian besar pemotongan berasal dari Arab Saudi. Laporan pasar minyak bulanan Badan Energi Internasional, juga dirilis minggu ini, melaporkan bahwa Saudi telah memangkas produksi sebesar 400.000 barel per hari bulan lalu, menjadi rata-rata 10,24 juta barel per hari.
Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, berjanji untuk memangkas produksi lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, sebagaimana dikatakan oleh Menteri Perminyakan Kerajaan Arab Saudi Khalid al-Falih. Lebih jauh ditakan olehnya , bahwa negara itu akan memotong lagi sebesar 500.000 barel per hari sehingga total produksi menjadi 9,8 juta barel per hari di bulan Maret. Paska pemberitaan ini, harga minyak mentah bereaksi melaju kea rah positif.
Pergerakan ini bertepatan dengan kemungkinan penurunan sukarela dari Iran dan Venezuela, membuatnya semakin sulit bagi serpih AS atau produsen lain untuk mencegah penurunan bersih dalam pasokan global menuju musim permintaan puncak, analis mengatakan minggu ini. Lembaga Informasi Energi akan mengeluarkan laporan produktivitas pengeboran bulanan pada hari Selasa, yang akan mencakup ekspektasi untuk output serpih A.S. Maret.
Pada hari Jumat, Baker Hughes juga melaporkan bahwa jumlah rig pengeboran minyak di AS, naik selama seminggu berturut-turut, sebesar 3 hingga mencatat jumlah yang operasional sebesar 857 dalam minggu ini.
Namun, pada ekspektasi untuk pasokan yang lebih ketat, mereka melaporkan, bahwa Saudi Aramco akan menghentikan produksi minyak minggu ini di Safaniyah, ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia. Ladang minyak ini memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 1 juta barel minyak per hari.
Saudi Aramco mengatakan kepada Reuters di hari Jumat bahwa semua fasilitas dan operasinya, termasuk Safaniyah, aman dan normal. Sebuah sumber yang akrab dengan masalah ini sebelumnya mengatakan kepada kantor berita bahwa ladang minyak ditutup sebagian setelah kabel listrik utama terputus oleh jangkar kapal. (WK)