Dolar Masih ‘Bersahabat’ Dengan Kekhawatiran Pertumbuhan Dan Suku Bunga

0
163

Kekhawatiran akan dampak ekonomi dari penguncian COVID-19 China dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang agresif mendorong greenback. Dolar AS melonjak ke level tertinggi baru dua tahun di sesi Selasa sementara euro capai level terlemah sejak Maret 2020. Indeks dolar AS naik lagi 0,2% ke level 101,92.

Pasar menghadapi berbagai risiko termasuk kebijakan pengetatan bank sentral saat momentum pertumbuhan ekonomi melambat, investor telah membeli dolar. Indeks dolar di sepanjang 2022 ini telah naik 6,5% dan naik 3,65% di bulan ini, yang akan menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2015.

Euro turun 0,3% ke level 1,068, level terlemah sejak Maret 2020 ketika pasar jatuh di tengah kekhawatiran tentang penyebaran COVID-19. Euro tidak hanya terhantam oleh kekhawatiran dampak perang di Ukraina terhadap ekonomi Eropa, tetapi juga oleh kemungkinan Bank Sentral Eropa bergerak jauh lebih lambat dalam menaikkan suku bunga dibanding Federal Reserve.

Pusat keuangan China di Shanghai saat ini telah dikunci ketat untuk memerangi COVID selama sekitar satu bulan, sementara Beijing kemarin tingkatkan rencana untuk pengujian massal 20 juta orang dan memicu kekhawatiran tentang penguncian yang menjulang. Yuan China sedikit melemah di awal perdagangan Eropa di 6,583 per dolar, namun menjauh dari level terendah 17-bulan di 6,61 yang dicapai pada hari Senin.

Pound Inggris turun 0,1% terhadap dolar AS di area 1,2722, setelah sentuh level terendah sejak September 2020. Dolar Australia stabil di $0,7182 tidak berubah tetapi di atas level terendah dua bulan yang dicapai semalam imbas lockdown China membebani harga komoditas. Dolar turun 0,2% terhadap yen Jepang, ke level 127,85. Yen perlah mulai pulih minggu ini dari level terendah 20-tahun pekan lalu di 129,40.

Para pelaku pasar akan mewaspadai laporan data kepercayaan konsumen AS yang akan dirilis nanti.